Seminggu lalu sampai hari ini adalah Hari yang benar-benar melelahkan buat saya, ya pikiran ya tenaga, Rencana perusahaan kami untuk melakukan kerjasama dengan salah satu perusahaan di Bosnia and Hezergovina ternyata disambut baik oleh perusahaan tersebut.
Diapprovenya surat undangan oleh Kementerian dan Kepolisan Negara tersebut benar-benar bikin kami jumpalitan, informasi semula bahwa Surat Undangan tersebut masih baru bisa disetujui pada akhir Juni, ternyata pada Senin tanggal 9 Juni surat tersebut telah selesai dan baru di forward by UPS ke kantor kami.
Duh, saya gak banyak berpikir begitu dapat scan surat tersebut saya langsung menghubungi pihak kedutaan di Jakarta, Syukurlah ternyata mereka bisa bantu memproses Visa meskipun Surat Undangan Asli belum mereka terima. Ada kendala sedikit pas pengiriman dokumen, tapi semua bisa diatasi melalui Pak Maulana, staff di kedutaan Bosnia and Hezergovina. Trims ya Pak
Setelah menerima informasi bahwa Visa selesai, akhirnya kami bisa membeli tiket lufthansa yang kami pesan, sambil saya masih menyiapkan presentasi serta bahan - bahan kerjasama yang akan dibicarakan. Menyiapkan ini sangat membutuhkan energi yang berlipat-lipat dan memakan waktu ( Thanks to Dika and Papa yang memahami kondisi ini).
Sebenanrnya Senin-Selasa ini ( 16-17 Juni ) adalah hari Cuti saya, tapi mau gak mau harus saya korbankan demi kelancaran perjalanan ini.
16 Juni 2008Ternyata, semua tidak sesuai harapan.
Saya tidak memperhitungkan kondisi ini, salah satu bos saya tidak bisa berangkat karena Ia tidak memiliki Visa Schengen. Visa ini dibutuhkan karena untuk sampai di Sarajevo, rute yang harus kami ambil adalah : Jakarta-Frankfurt-Munich- Sarajevo.
Karena adanya 2 kota Schengen yang dilalui ( Frankfurt-Munich) maka diperlukannya Visa Schengen. Duh, saya hampir pingsan setelah mendapat telpon dari Lufthansa Airport. Saya coba Call ke LH pusat untuk mencari Solusi dan jawaban mereka adalah : HARUS ADA VISA SCHENGEN.
.
Ya sudah, dengan terbata-bata saya sampaikan hal ini kepada kedua Boss saya, ech ndelalah si Boss malah cerita pengalamannya waktu ke Jerman dulu dan memang untuk kondisi tersebut harus ada Visanya....Duh kenapa gak dari kemarin-kemarin pak.
Akhirnya, dengan semangat 45, saya mencoba mencari alternatif Arilines yang lainnya, cari demi cari, akhirnya dapatlah Airlines yang bisa membawa Bos-bos tersebut ke Sarajevo.
Jakarta - Bangkok (by TG ) - Vienna - Sarajevo (by Austrian Airlines ).
Akhirnya semua sudah confirm dan sore itu juga saya mengambil tiket ke Austrian Airlines. Ternyata tiket baru bisa diambil besok karena sistem mereka sedang mati.
17 Juni 2008
Saya putuskan untuk tidak mengambil cuti saya hari ini, biarlah masih bisa terbayar pada hari yang lain, perasaan saya belum tenang kalo Boss belum Take off dari Bandara Soekarno Hatta.
Dari rumah saya langsung menuju Austrian Airlines untuk memastikan tiket bisa diambil dan mampir ke Thai Airways untuk memastikan rute JKT-BKK sudah confirm. Ketemu oleh Ibu .... (saya lupa namanya, counter sebelah kanan dari Pintu masuk TG), Ia menginformasikan bahwa tidak ada masalah dengan keberangkat kedua Boss saya, mereka tinggal naik ke Pesawat saja.
Ternyata feeling saya benar sekali, sampai di Airport si Boss telpon :
Shin, ada masalah dengan reservasi saya dan P'Bin, reservasi tercancel karena belum di reconfirm dan terindentifikasi belum punya tiket.
Hahhh, gak mungkin pak, pagi tadi saya sudah memastikan semuanya OK di TG. Coba pak saya mau bicara sama orang TGnya ( gak pernah bisa bicara, entahlah apa maksudnya ).
Akhirnya saya confirm lagi ke Austrian Airlines, apa yang salah dengan reservasi mereka, saya pastikan lagi ke Travel Agentnya, sektor yang tercancel diaktifkan lagi, telpon ke TG memastikan semua OK dan mengabarkan ke Boss saya bahwa everything is OK.
Akhirnya tepat jam 12.45 Boss meninggalkan Jakarta.
Semoga Selamat sampai tujuan ya Pak,
semoga kaul kita tercapai ya Pak,
semoga sukses ya Pak,
Doa kami untuk Bapak di sana,
Amin
*** Hiks....mudah-mudahan semua berjalan lancar, negara ini khan negara konflik, jadi agak was-was juga....