Rabu, 29 Desember 2010

menjelang 2011

ya ya 2 hari lagi menjelang tahun 2011.

tidak punya resolusi tertulis untuk tahun ini
hanya ingin membulatkan tekad untuk " Fokus " pada setiap yang akan aku lakukan di tahun 2011 apapun itu bentuknya.

so.....
let's enjoy our life
with more happiness and love

~shin~




Senin, 27 Desember 2010

Warga Ciledug DSK Kopdar yuuk

di Puri Beta, Ciledug lagi ada festival lumba-lumba
HTM rata-rata Rp, 25.000,-
sampai dengan 20 Januari 2011 ( kalo gak salah inget  )

belum sempet cek jam mainnya sih
tapi jadi kepikiran buat kopdar sama temen-temen di ciledug dsk nih...

yang mo ikutan kabarin yaa



Rabu, 22 Desember 2010

{Sakit} - Sariawan

Bukan baru sekali ini saja dika kena sariawan, tapi yang sekarang lumayan berat buat dika.

kalo sebelumnya dika masih bisa makan + minum enak, yang sekarang lebih parah, karena dika jadi susah banget makan +  minum, bahkan untuk makanan kesukaannya,  dika pilih pegang n diliatin aza tanpa ada keberanian untuk memakannya.

gak mau ngomong, gak mau main, dan cengeng banget. sedih liatnya.

Tapi mami yakin dika bisa melewati ini semua....
yang sabar ya le.... 1-2 hari lagi insya allah sariawannya layu...
dika pasti bisa makan + minum enak lagi.

*cayooo dika*


cowo ngambek





oleh Toge Aprilianto pada 05 Desember 2010 jam 16:47
berikut adalah kutipan tanya jawab berkait keluhan istri tentang sikap suami yang sulit dipahami, sementara si suami menuntut istrinya memahami

1. Kenapa sih cowo bisa jadi sensitif gitu? Aku kebayangnya sih mungkin karena perbedaan nilai hidup atau cara dia dibesarkan atau emang udah dari sononya? Ada sebab lain?

Dalam konteks sosial, budaya juga berpengaruh melalui penanaman kesadaran kolektif bahwa perempuan itu warga kelas dua. Bahkan, surga juga selalu digambarkan dipenuhi malaikat dan bidadari yang notabene mewakili sosok perempuan. Artinya, surga itu digambarkan sebagai tempat yang nyaman buat lelaki, tanpa kejelasan apakah perempuan menikmati surga yang seperti itu. :) Jadi, perilaku ngambek para lelaki itu bisa dilatarbelakangi juga oleh kesadaran kolektif bahwa lelaki itu berhak menguasai perempuan; sehingga ketika si perempuan tidak menampilkan perilaku yang menggambarkan sikap tunduk pada lelakinya, si lelaki menjadi tersinggung dan berupaya untuk mendapatkan kembali kendalinya atas si perempuan, dengan cara ngambek.
Dalam konteks keluarga, pola asuh punya pengaruh yang meyakinkan dalam hal pembentukan karakter anak yang tumbuh di dalam keluarga itu. Jadi, perilaku ngambek para lelaki itu bisa dilatarbelakangi oleh kebiasaan dilayani atau dibanjiri perhatian yang tidak sehat karena cenderung memanjakan. Apalagi, dalam keluarga tertentu, anak perempuan biasanya dibiasakan untuk membantu ibu mengurus rumah dan melayani kebutuhan seluruh anggota keluarga. Jadi, kalo perempuan ngurus dirinya sendiri, kalo lelaki diurus oleh perempuan dan mereka boleh bermain tanpa tanggungjawab ikut terlibat dalam urusan rumah.

Dalam konteks personal, komposisi hormonal dalam tubuh akan membentuk sebuah pola temperamen tertentu. Jadi, perilaku ngambek para lelaki itu bisa juga dilatarbelakangi oleh pola temperamen yang dimiliki. Biasanya, pribadi yang berpotensi menampilkan perilaku ngambek adalah mereka yang memiliki pola temperamen melankolis yang berkombinasi dengan pola plegmatis atau sanguinis sehingga pola agresinya jadi cenderung bersifat pasif. Ngambek, adalah salah satu tampilan agresi yang bersifat pasif.
Dengan demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa perilaku ngambek para lelaki itu dilatarbelakangi oleh kebutuhan berkuasa, sebagai implementasi dari kesadaran kolektif sebagai lelaki; yang ditampilkan dalam bentuk agresi pasif (=upaya menguasai dengan cara memanipulasi atau memanfaatkan kebutuhan merawat, dalam diri perempuan), sebagai hasil dari proses pembiasaan yang notabene merupakan bagian dari dinamika peran gender di dalam keluarga.

Repotnya, akibat latar belakang itu, kebanyakan perempuan memiliki kebutuhan merawat yang cukup besar, sehingga akhirnya para lelaki berhasil menguasai perempuan untuk melayani dirinya tanpa si perempuan jadi merasa dirugikan. Bahkan sebaliknya, si perempuan merasa dirinya punya peran yang penting dan dibutuhkan sehingga rela menjadi pelayan si lelaki. :)
---
2. Salah ga sih jadi sensitif seperti contoh di atas?
Karena kepribadian adalah buah dari proses yang terjadi antara karakter (pola asuh; nurture factor) dan temperamen (komposisi hormon; nature factor), maka tidak ada satupun pola kepribadian yang bisa disebut salah. itu sebabnya manusia memiliki hakikat yang disebut UNIK. Jadi, kalo mau dipermasalahkan, bukan soal pola kepribadian yang membuat si manusia jadi unik, yang perlu dipermasalahkan, tetapi, bagaimana implementasi pola kepribadian yang dimilikinya itu, di dalam hidup kesehariannya, termasuk di dalamnya adalah bagaimana ia berinteraksi dengan manusia lain yang memiliki keunikan masing-masing.

Dalam kehidupan pernikahan, kecenderungan menjadi sensitif juga bukan suatu hal yang bisa disebut salah, apalagi masalah. Dengan demikian, supaya sikap sensitif yang dimiliki suami tidak mengganggu kenikmatan pernikahan, istri perlu memahami apa yang melatarbelakangi sikap sensitif suami itu; karena hanya dengan memahami hal itu, istri bisa membangun alternatif perilaku guna menghadapi sensitivitas suami yang kadang dirasakan berlebihan.
---
3. mau donk dikasih beberapa tips (plus penjelasannya) cara menghadapi cowo sensitif kayak gitu.
karena yang kita bicarakan adalah sikap yang notabene adalah kecenderungan berperilaku, maka yang perlu dipelajari adalah keterampilan memeriksa apa kebutuhan yang melatarbelakangi sikap dan/atau perilaku tersebut.

Ada 4 kombinasi kebutuhan yang melatarbelakangi sikap dan/atau perilaku:
a. kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu.
Contoh: suami ngambek karena ia cari perhatian; berarti ia butuh perhatian.
b. kebutuhan untuk menghindari sesuatu.
Contoh: suami ngambek karena ia menyembunyikan sesuatu; berarti ia ngambek supaya istri ga tanya macem-macem. :)
c. kebutuhan untuk mendapatkan sesuatu demi menghindari sesuatu.
Contoh: suami ngambek karena ia cari perhatian dalam rangka mengalihkan perhatian istri supaya si istri ga tanya kenapa ia pulang pagi tanpa ada kejelasan kemana n ngapain n sama siapa.
d. kebutuhan untuk menghindari sesuatu demi mendapatkan sesuatu.

Contoh: suami ngambek karena ia ga mo nganter istri ke rumah orangtuanya, supaya ia bisa nonton siaran langsung sepakbola di rumah.

Ngambek adalah perilaku yang tidak rasional. Sementara, pernikahan adalah dunia orang dewasa sehingga orang-orang yang memutuskan masuk ke dalamnya dituntut berperilaku sebagai orang dewasa (secara psikologis, bukan sekedar secara kronologis/ usia). Artinya, ia memiliki kesanggupan (mau dan mampu) menghadapi segala situasi dengan keseimbangan rasional dan emosional yang baik sehingga tanggapannya bisa bersifat konstruktif.

Dengan demikian, karena suami punya tuntutan berperilaku sebagai orang yang dewasa, maka perilaku ngambeknya suami tidak perlu selalu ditanggapi dengan mengikuti keinginannya. Nah, melakukan pemeriksaan terhadap kebutuhan yang melatarbelakangi ngambeknya suami, akan membantu para istri untuk memetakan alternatif sikap dan/atau perilaku apa yang akan ia tampilkan dalam rangka menghadapi ngambeknya si suami itu.

catatan:
cerita komplitnya ttg hal-hal berkait kebutuhan itu, ada di buku "kurangkul diriku demi merangkul bahagiaku".

salam,
ge

MENGETAHUI POTENSI vs MEMANFAATKAN POTENSI





oleh Toge Aprilianto pada 05 Desember 2010 jam 16:15

Bila kita bicara tentang tumbuh-kembang anak, berkait dengan masalah pendidikan ataupun aktivitas bersekolah, maka kecerdasan menjadi hal utama yang banyak dibicarakan. Kita hampir selalu berpikir bahwa kecerdasan adalah hal yang paling penting diupayakan untuk tumbuh dan berkembang hingga titik optimal. Kecerdasan adalah faktor penentu keberhasilan hidup seorang anak, kelak kemudian hari. Jadi, kecerdasan wajib menjadi pusat perhatian dalam pembahasan tentang proses tumbuh-kembang anak, apalagi dalam pembahasan tentang pendidikan dan aktivitas bersekolah.

Untuk itu, sebelum kita bicara terlalu jauh tentang kecerdasan dan apa yang penting diperhatikan untuk mendukung proses tumbuh-kembang seorang anak, maka marilah kita renungkan sejenak: Sebetulnya, untuk kepentingan siapa kita bicara tentang hal itu. Untuk kepentingan anak atau untuk kepentingan orangtua? Bila anda menyimpulkan bahwa pembicaraan tentang hal itu adalah untuk kepentingan anda selaku orangtua, maka sebaiknya anda berhenti di sini dan abaikan naskah yang sedang anda baca ini. Bila anda menyimpulkan bahwa pembicaraan tentang hal itu adalah untuk kepentingan anak anda, ayo kita lanjutkan pembahasan tentang itu.

Bila kita setuju bahwa anaklah yang menjadi pusat perhatian, maka seluruh pemikiran kita tentang hal itu perlu diarahkan berdasarkan kepentingan anak. Berkait dengan isu tentang kecerdasan, maka yang perlu dipahami adalah bahwa fokus perhatian kita selalu pada MAKNA kecerdasan, bukan SKOR atau nilai angka yang mewakili/ menunjukkan posisi si anak dibanding anak lain di kelompok usianya. Jadi, pola berpikir kita perlu diarahkan untuk memahami bagaimana tingkat kemampuan si anak mengolah dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki untuk hidup lebih baik. Bukannya sekedar menjadi tahu apakah si anak dinilai lebih baik atau kurang baik, dibanding anak lain yang seusia.

Hal ini penting diperhatikan, karena kecerdasan pada prinsipnya akan berkait erat dengan kemampuan belajar. Semakin tinggi tingkat kecerdasan seorang anak, semakin tinggi juga kemampuan belajar yang dimiliki. Dengan demikian, wajar kalau anak yang kurang cerdas menjadi nampak kurang punya minat belajar. Masalahnya, kita tidak boleh membabi buta menyimpulkan bahwa anak yang kurang memiliki minat belajar adalah anak-anak yang kurang cerdas. Artinya, anak yang kurang cerdas memang akan cenderung kurang memiliki minat belajar; tapi mereka yang kurang punya minat belajar, tidak selalu berarti kurang cerdas. Ada banyak faktor lain yang membuat mereka tidak memiliki minat belajar, dan beberapa diantaranya sama sekali tidak berkaitan dengan kecerdasan.

Faktor paling rawan adalah kurangnya pemahaman orangtua dan/atau guru, tentang belajar. Seringkali, anak-anak menjadi enggan atau malas belajar, justru karena mereka disuruh belajar. Tidak ada satupun anak yang mau disuruh belajar. Justru, kalau ada anak yang bersedia disuruh belajar, berarti ia ada di luar kategori normal. Hal ini juga penting diperhatikan karena berkaitan dengan proses perkembangan kecerdasan. Kalau kita mau anak-anak belajar, maka yang kita perlu lakukan adalah menyuruh mereka bermain. Makin banyak aktivitas bermain yang anak lakukan, makin banyak juga proses belajar akan terjadi, yang pada gilirannya berarti makin bagus juga perkembangan kecerdasannya.

Mengapa bermain? Ya, karena bermain akan mengakomodasi proses asimilasi (pertemuan informasi lama [di dalam ingatan] dan informasi baru) serta proses akomodasi (percampuran informasi lama dan informasi baru guna membentuk pemahaman dan pemaknaan baru). Hal ini yang akan membuat saraf-saraf otak dirangsang untuk saling terhubung dan berkaitan. Hal itu yang membuat potensi kecerdasan seseorang bertumbuh dan berkembang mencapai batas optimal sesuai kapasitas yang dimiliki. Kalau tidak terjadi proses itu, maka saraf-saraf di otak itu akan seperti jalanan di kompleks perumahan yang meski banyak, buntu semua karena diportal, sehingga tetap tidak dapat dimanfaatkan secara optimal.

Selain asimilasi dan akomodasi, proses lain yang tidak kalah penting, bahkan juga menjadi faktor yang menentukan adanya perbedaan tingkat kecerdasan antar individu, adalah proses ekuilibrium. Ketika mendapat masukan informasi baru, maka sistem kecerdasan kita mengalami gangguan keseimbangan. Kalau proses ekuilibriumnya berjalan baik, maka proses asimilasi dan akomodasi akan berjalan baik. Kalau proses ekuilibrium tidak optimal, proses asimilasi dan akomodasi juga akan terganggu, sehingga proses belajar secara keseluruhan juga terganggu.

Kembali pada keterkaitan dengan upaya mendukung proses tumbuh-kembang anak, masih banyak juga orangtua yang merasa perlu melakukan tes-IQ guna mengetahui potensi kecerdasan anak. Mengenai hal ini, yang paling perlu diperhatikan oleh orangtua adalah untuk apa tes itu dilakukan. Artinya, kalau orangtua mengetahui angka nilai IQ yang dimiliki si anak, apa tindaklanjutnya kemudian? Perbedaan apa yang akan memberikan nilai tambah bagi anak, setelah angka nilai IQ diketahui. Bila memang tes itu dilakukan untuk kepentingan anak, maka orangtua punya tanggungjawab memastikan pengetahuan tentang angka nilai IQ itu akan membawa manfaat buat si anak. Bila anak tidak mendapatkan manfaat secara faktual, dari angka nilai IQ yang diketahui orangtua, maka sebaiknya tidak perlu apa upaya pemeriksaan kapasitas dan potensi kecerdasan karena hal itu merupakan sebuah pemborosan energi fisik, mental serta material-finansial. Selanjutnya, lebih baik energi itu digunakan untuk seluas-luasnya menyediakan kesempatan mencoba, menelusuri, meng-utak-atik, bertanya dan mencari jawaban, agar anak memiliki kesempatan belajar untuk mengembangkan potensi kecerdasannya secara maksimal.

Sampai di sini, mungkin anda lalu bertanya-tanya: kalau pemeriksaan kapasitas dan potensi kecerdasan tidak WAJIB dilakukan, karena akan bergantung pada kebutuhan dan manfaat bagi anak, lalu apa yang perlu dilakukan orangtua untuk membantu proses tumbuh-kembang anak-anak hingga ke titik optimal? Jawaban dari pertanyaan itu ada pada pemahaman tentang “KETERAMPILAN HIDUP”. Agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang optimal, maka orangtua perlu menjamin bahwa anak-anak anda memiliki keterampilan hidup yang memadai. Alasannya, kita memerlukan seluruh potensi kecerdasan yang kita miliki untuk dapat menjalani kehidupan dengan nyaman. Makanya, kita perlu memastikan bahwa potensi yang kita miliki siap dimanfaatkan untuk menghadapi setiap peristiwa hidup.

soal keterampilan hidup, ada di buku "saatnya melatih anakku berpikir".
salam,
ge


Note : Harga buku Rp. 45.000 

Relasi = Rejeki

by : Toge Aprilianto


Senyampang kita masih berstatus manusia, maka relasi menjadi sesuatu yang niscaya kita alami. Lebih dari itu, relasi merupakan salah satu penyokong hidup yang penting kita rawat, karena kita akan menghadapi kesulitan tak terkira bila gagal memiliki relasi yang optimal. Sampai di sini, saya percaya bahwa Anda akan setuju. Sekarang, apakah Anda masih akan setuju, bila saya menyatakan bahwa relasi sesungguhnya selalu hanya bersifat personal, bukan sosial? Mari kita renungkan..

Bila kita bicara relasi, maka kita perlu lebih dulu memahami makna sebuah perilaku. Relasi adalah situasi dimana perilaku antar orang yang terlibat akan saling berinteraksi. Itu sebabnya perlu bicara soal perilaku dulu, untuk dapat memahami apa makna yang terkandung di dalam relasi. Apalagi bila saya sebut relasi selalu bersifat personal dan bukan sosial, sementara selama ini kita sering berkata atau menggunakan istilah “relasi sosial”.

Secara ringkas, perilaku dapat dipahami sebagai upaya untuk mendapat kenyamanan. Jadi, tiap kita hanya akan berperilaku ketika kita merasa tidak nyaman sehingga ingin mendapat kenyamanan atau saat kita merasa ada hal-hal yang mengancam keyamanan yang kita miliki saat itu. Hal pokok yang kedua, dalam konsep perilaku, adalah bahwa perilaku merupakan hasil integrasi antar komponen pembentuk yang saling berusaha mengendalikan apa yang kita tampilkan dalam aktivitas yang kasat mata. Tanpa integrasi, maka perilaku tidak akan dapat berlangsung secara optimal sehingga tujuan mendapat kenyamanan juga pasti gagal. Contoh: bila kita berjalan, maka aktivitas berjalan itu baru dapat disebut perilaku yang optimal bila aktivitas berjalan itu betul-betul kita sadari, kita nikmati, dilakukan dengan maksud yang jelas dan sungguh mendapat dukungan penuh dari kondisi fisik kita saat itu. Bila misalnya kondisi fisik tidak mendukung, maka aktivitas berjalan pun bisa jadi tidak optimal. Pincang, misalnya. Bila kita tidak menyadarinya, bisa jadi masalah karena berarti kita berjalan sambil melamun. Bila kita tidak dapat menikmati aktivitas berjalan itu, maka kita akan merasa tidak nyaman selama aktivitas itu terjadi.
Dengan demikian, bila kita menjalin relasi dengan orang lain, itupun pasti hanya akan optimal bila kita melakukannya dengan perilaku yang optimal juga. Secara awam, kondisi inilah yang kita sebut “segenap jiwa-raga”. Bila relasi dibangun tanpa dukungan perilaku yang optimal, maka relasi yang mungkin terjadi juga akan sulit memberikan manfaat buat pihak-pihak yang terlibat. Hal ini sangat lekat kaitannya dengan kenyamanan, karena relasi selalu hanya akan dilakukan selama ada manfaat yang bisa kita peroleh darinya. 

Jadi, relasi sehat sebetulnya hanya tentang perilaku nyaman. Selama ada pihak yang merasa tidak nyaman, sehingga tampilan perilakunya menjadi tidak optimal, entah ragu-ragu atau merasa terpaksa, maka sadar atau tidak ia akan membuat pihak lain dalam relasi itu juga menjadi tidak nyaman. Kalau sudah begitu, cepat atau lambat relasi tersebut akan rusak karena tidak lagi dirasakan bermanfaat oleh pihak-pihak yang terlibat.

Dari sini kita bisa mencermati bahwa relasi itu sesungguhnya hanyalah alat untuk mendapatkan rasa nyaman yang kita perlukan. Jadi, bila kita melakukan aktivitas yang melibatkan orang lain, maka hal itu sebetulnya juga hanya dimaksudkan untuk mengambil manfaat dari orang-orang yang ketika itu kita libatkan. Walau aktivitasnya nampak dilakukan bersama-sama, tapi yang terjadi sebetulnya hanyalah proses internal dalam diri tiap-tiap orang yang terlibat. Bahkan mereka yang perannya jadi pihak yang dilibatkan, sebetulnya juga hanya berusaha mendapatkan manfaat dari orang-orang yang mengajaknya terlibat. Coba direnungkan, apa yang membuat mereka memutuskan untuk mau diajak terlibat dalam relasi itu? Tentu, karena mereka menilai bahwa keterlibatan mereka akan membuat mereka mendapatkan manfaat bagi kepentingan pribadinya. Bila tidak terlihat akan ada manfaatnya, maka dapat dipastikan mereka akan menolak ajakan itu. Catatan: manfaat di sini tidak selalu berarti hal-hal yang sifatnya material-komersial. Sekadar perasaan nikmat karena suka melakukan hal itu, juga termasuk manfaat yang mungkin mendorongnya setuju untuk terlibat.

Sampai di sini, jelas bahwa relasi sesungguhnya selalu bersifat personal, bukan sosial. Ketika relasi terbangun, hal itu menunjukkan bahwa orang-orang yang terlibat di dalamnya menilai bahwa relasi itu akan membawa dampak menyenangkan bagi mereka masing-masing. Bukankah begitu adanya? Jadi, apa Anda dapat setuju dengan saya, bahwa relasi selalu bersifat personal?

Selanjutnya, karena sifatnya yang personal itu, maka kita juga perlu memahami bahwa relasi selalu memerlukan KESEPAKATAN. Tanpa kesepakatan, maka kita pasti kesulitan mendapatkan orang yang bersedia diajak terlibat dalam sebuah relasi yang kita harapkan dapat memberikan manfaat dan kenyamanan buat kita. Kesepakatanlah yang menentukan apakah sebuah relasi dapat dibangun dan berfungsi optimal demi mendukung upaya memperoleh manfaat dan kenyamanan buat semua pihak yang terlibat. Itu sebabnya kita sering mendengar istilah “win-win” kalau kita bicara tentang relasi. Memang, relasi yang optimal hanya akan terjadi saat atmosfer di dalamnya bersifat “win-win”. Bila tidak, pasti akan ada pihak yang merasa dirugikan sehingga ia juga merasa kehilangan kenyamanan. 

Dampaknya, ia akan berbuat sesuatu untuk mendapat kenyamanan, entah apa cara dan bentuknya, termasuk membuat orang lain menjadi tidak nyaman juga. Bila ini yang terjadi, maka relasi dapat diramalkan bubar dan tidak ada lagi yang bisa mendapatkan manfaat dari relasi tersebut.


catatan:
lebih komplit tentang relasi yang bersifat personal, ada di buku “Kurangkul Diriku Demi Merangkul Bahagiaku”.
salam,
ge

Note :
Harga Buku Rp. 40.000



Kembali lagi

setelah setahunan gak gitu aktif di mp
seneng rasanya bisa balik lagi disini...

rindu nulis
rindu cerita ke temen-temen
rindu curhat ke temen-temen
rindu baca sharing dan cerita temen-temen
rindu tips, rindu keponakan disini

akhirnya
aku putuskan kembali ke rumahku....

ahhh
emang lebih nyaman disini.... :)


Sabtu, 18 Desember 2010

Dika bukan Anak Biasa

Ya.. ya... dika memang bukan anak biasa.

Sejak kapan ya saya sadari ini..... hmmm sejak dika umur 2 tahun rasanya, ketika tetangga-tetangga saya berkata
"o, ternyata dika tidak bisu ya ",
"o, ternyata dika bisa ngomong",
"o, ternyata dika ngerti juga kalo diajak ngomong"
dan o, o, lainnya

Gak cuma dari tetangga, bahkan orang-orang terdekat kamipun sering mempertanyakan kenapa dika belum bisa A, belum bisa b, kenapa tidak seperti si a, seperti si b, deelel.

Sedih ? bangeet
Saya sempet mempertanyakan apa salah saya sama Allah, kenapa dika harus beda, mengapa tidak seperti anak-anak yang lain... tapi apakah dengan begitu masalahnya selesai ?
Tidak, meski saya bertanya terus, Allah tidak menjawabnya dengan membuat dika seketika sama seperti anak-anak lain.

Ada beberapa proses yang saya lalui,
blogging ataupun akhirnya melihat langsung, saya menemukan bahwa banyak anak-anak yang tidak diberikan keberuntungan seperti dika.

akhirnya menyadarkan saya ....
shinta, lihatlah..... dika memiliki tangan, jari, kaki, badan, wajah yang utuh serta senyum yang manis dan dan keluarga yang lengkap yang mungkin tidak dimiliki anak-anak lain.
berjuanglah demi anak ini.... anak yang telah kau tunggu sekian lama
Ayo bulatkan tekadmu, tambahkan kesabaranmu dan semangatmu untuk anak ini.

Jatuh bangun saya mengendalikan semangat saya, maju-mundur waktu diawal,
lelah, tentu saja..... tapi ini tidak boleh berakhir.

Akhirnya suatu waktu, saya bertemu dengan teman-teman hebat yang juga memiliki anak-anak luarbiasa, dan saya bener-bener kagum atas apa yang telah mereka lakukan untuk anak-anak ini, dan hal ini bener-bener memompa semangat saya, bahwa apa yang saya lakukan belum maksimal, masih banyak tahap, masih butuh kesabaran yang luar biasa dalam mendampingi dika.

bermainlah dika..... berlarilah dika .....tersenyumlah dika seperti apa adanya....

mami disampingmu,membimbingmu, menjagamu.... dan berjuang untukmu.
mari kita taklukan dunia bersama..... :D

lihatlah.... mami tidak lagi menangis karena perbedaan ini
mami tidak lagi peduli akan kerutan kening orang yg melihatmu

Karena DIKA bukan anak biasa dan mami akan jadi Ibu yang luar biasa untukmu.....
dan mami sungguh bersyukur karena memilikimu....

*terinsiprasi dari pesan te-lena diinbox-ku.... terima kasih te.

~181210~

Jumat, 17 Desember 2010

Nanya donk

Udah lama banget gak ngempi kerena pusing baca inbox yang segunung dan isinya cuma jualan aza.... yang anehnya dia bukan contact gw. Udin lama gak ngempi di Kompie jadi bener-2 gaptek sama isinya mp

Kangeen banget bisa baca jurnalnya temen-2 gw dan nulis lagi. Tapi keburu empet sama inboxnya....

Jadi pengeen milter inbox, biar bisa ngikutin terus cerita temen-temen tapi gimana caranya.
Gw dah ke my account, custom filter, isi nama filtre, centang hanya me, dan isi nama diu kolom

Also show posts from these people:

tapi kenapa gak berfungsi ya ? pas tulis nama itu kita isi nama apanya ya ....

atau memang caranya yang salah... bantuin ya

kalo di bb bisa disetting gak sih, cuma mp temen-2 yg kita mauin aza yg muncul diinbox ?

thank youu ya... muach, muaaach

Senin, 22 November 2010

TERSEDAK DURI IKAN


Ini pengalaman Dika pertama kalinya tersedak Ikan setelah bertahun-tahun makan Ikan.

Saat itu di Kawali Restoran, saya, papi n Dika makan bersama, menu pilihannya serba Ikan.

Seperti biasa Dika pilih makan sendiri, ambil setengah ekor Ikan goreng plus saya potongi Ikan tim. Duri-duri saya pastikan tidak ada disetiap potongan ikan.

Ketika tinggal 2-3 suap nasi plus lauk di piring dika, saya sempat lengah, ntah dika ambil sendiri ikan gorang, ntah ikan timnya, tapi tiba-tiba dika berenti makan dan seperti kesulitan nelan, trus teriat sakit ma.

Repleks saya tinggalkan piring saya dan bertanya ada apa, saya tepok pelan punggungnya kemudian saya angsurkan aqua botol ke dika, bisa minum n dia bilang udah gak papa. Ah syukurlah saya sudah setengah panik tadi.

Saya ambil piringnya, minta dia stop makan n cuci tangan di wastafel.

Setelah balik ke saung kami, duduk disamping papi, dia teriak, sakit mi, sakit...dengan air mata yg mengalir. Apa yang sakit dika, dia tunjuk gigi, dan ambil tusuk gigi minta saya bersihkan giginya, sudah saya bersihkan, tapi dia tetep gak nyaman, saya bilang lagi apa yg sakit, tetep tunjuk gigi, saya tanya lagi apa dika, leher atau gigi (dengan menunjuk leher n gigi) tetep pilih gigi. Saya minta dia minum hangat n makan nasi tanpa kunyah, tapi dika nolak. Setelah muntah dikit dika bilang udah gak sakit lagi.

Kami putuskan untuk pulang, ketika mendekati meja kasir, dika batuk dan muntah hebat, saya tarik dika ke wastafel krn gak enak dg tamu yang lain, muntahlah dia di wastafel, diakhir muntah ada sedikit darah...waaaks saya cukup kaget, hadoooh pasti durinya masih ada n tenggorokannya luka.... saya kasih minum dan dika cukup tenang. Dia bilang lagi, udah mi, gak papa. Saya tanya papi gimana, apa ke dokter saja ? Papi bilang pulang aza dulu, liat di rumah gimana.

Tanya2 beberapa temen, dikasih beberapa saran, saya pillih observasi dulu setelah diskusi dengan papi.

Tapi pas bangun tidur, dika batuk dan muntah lagi dengan disertai sedikit darah..... Oh noo darah lagi, bbm n bbg teman, kemungkinan luka makanya berdarah muntahnya. Disarankan minum air dingin atau ice cream untuk menutup lukanya.

Bangun dari tidurnya lagi, dika masih tampak kesakitan, nangis n merengek terus, minta di gendong, pegang leher n kupingnya setiap bilang sakit. Setelah diskusi dengan papi saya putuskan, tuk ngecek aja ke dokter, tuk memutuskan apa masih ada duri atau hanya tinggal lukanya saja. Konsul ke dokterku yg jauh diujung langit, dia bilang ke THT saja mbak untuk mastikan ada durinya atau tidak, semakin mantap saya ke dokter.

Sebelum berangkat, saya minta dika makan dulu (sekalian mo tau apa lehernya masih sakit atau tidak buat nelan), suapan 1-5 dika masih meringis setiap kali nelen, seperti biasa dika minta tambah, okeelah boleh untuk sore ini tambah agak banyak, ooooo semakin kesini kok dika tambah nyaman nelennya, minumnya juga udah gak menyeringai lagi.... Alhamdullilah, saya bilang papi, piii kita gak jadi ke dokter ya, kita observasi lagi, dika sakit beneran atau sakit manja, kalo emang beneran, baru kita ajak dika ke dokter. Sip kata papi.

Gak lama kemudian, tante jemput dika untuk dibawa ke rumah mbah. Saya n papi nyusul gak lama kemudian. Kita makan malam bareng disana, termasuk dika. Hehehe... Makannya banyak n tidak kesakitan. Yiiiiipiiie saya berteriak dalam hati, Alhamdullilah, Alhamdullilah teriak saya, syukurlah keputusan saya untuk tetep observasi membuahkan hasil yang baik untuk Dika.

Sungguh untuk tidak panik, butuh hati dan pikiran yang tenang, butuh banyak dukungan dari keluarga dan teman.

Selalu ada pengalaman pertama yang bikin kita panik, dan saya bersyukur bisa belajar dari rasa panik kali ini.

Terima kasih ya Allah atas kesempatan yang Kau berikan agar aku terus belajar n belajar.

Terima kasih ya Dika, untukmulah mami akan terus belajar.

Terima kasih papi untuk selalu membuatku kuat.

Terima kasih temen2, yang tak lelah memberikan saran n dukungan yang hebaat.

Semoga sharing kali ini bisa bermanfaat buat temen2 ya. Enak rasanya memiliki rasa panik, tanpa rasa ini kita tidak akan belajar, tinggal bagaimana kita mengelola rasa ini dan tetap berpikir Rational.

Salam
Shinta

Rabu, 03 November 2010

Panik, takut, bingung.....

Halo Smart Parents,
 Kadang sebagai ortu, apalagi ortu baru suka panik, bingung, takut kala menghadapi si kecil sakit
itu juga terjadi sama kami kok 6 tahun yang lalu
Sayangnya kami tidak memiliki informasi kesehatan yang berimbang, sehingga apa yang dibilang dokter kami anggap yang paling terbaik buat si kecil tanpa memikirkan efek samping dari treatment yang kami lakukan.

Beruntunglah kami menemukan kegiatan ini 3 tahun yang lalu
meski sedikit terlambat, kami masih beruntung, karena semenjak itu kami betul-betul belajar demi si kecil
tidak gampang panik dan bingung. Ketakutan bisa diminimalisir dengan membaca buku, cek guideline disitus-situs kesehatan yang terpercaya sehingga informasi yang diberikan oleh dokter tidak kami telan bulat-bulat.

So, buat temen-teman, belajar buat si kecil investasi yang sangat luar biasayang harus dan mau kita lakukan.
jangan liat apa yang kita keluarkan sekarang tapi apa yang akan kita dapatkan setelah mengikuti kegiatan ini.

Salam
Shinta


PESAT TANGERANG

Akhirnya PESAT 3 Tangerang akan segera hadir kembali di tengah-tengah kita.

Apa itu PESAT dan kenapa anda harus ikut?
PESAT (Program Edukasi Kesehatan Anak untuk Orang Tua) adalah workshop dan seminar setengah hari yang bertujuan untuk menciptakan dan mewujudkan kesadaran serta pengetahuan orang tua khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya akan kondisi kesehatan secara rasional.Saya bukan anggota dari milis SEHAT,kira-kira boleh tidak saya ikut PESAT?TENTU saja boleh. PESAT boleh diikuti oleh siapa saja, apapun background anda.

Silahkan baca tentang tata-syarat PESAT di bawah.

SESSION I, 4 Desember 2010
Topik 1 : Perawatan bayi baru lahir dan jaundice
• Apa saja yang harus diperhatikan pada saat bayi baru lahir?• Test BERA perlu ngga sih?• Imunisasi apa saja yang harus diberikan sebelum bayi pulang ke rumah?• Kenapa yah nafas bayi-ku kok bunyi ”grok-grok”?• Gimana yah pola tidur bayi baru lahir?• Cara merawat tali pusat gimana ya? Kok pusar baby-ku masih bedarah ?• Apa sih jaundice itu? Gimana tata laksana-nya yah?

Topik 2 : Air Susu Ibu(ASI)
Pilihan terbaik untuk semua bayi• Inisiasi Menyusui Dini (IMD) apa sih? Kapan bisa dilakukan?• Bagaimana sih cara latch on yang tepat?• Growth spurt? Apa sih ya?• Kenapa ASI Esklusif (ASIX) harus sampai 6 bulan?• Bagaimana siy mekanisme ASI?• Kiat sukses ASIX untuk ibu bekerja?• Suplement penambah ASI, perlu ngga sih?• Kok ASIku mengering setelah 3 bulan, apa yang salah?• Foremilk, Hindmilk, apa sih itu? Mana yang paling bagus?• Bayiku tiap hari BAB 10x dan ASIX? Kenapa?• Bayiku tidak BAB selama 10 hari dan ASIX? Kenapa?• Bentuk dan warna BAB bayiku berubah-ubah, kenapa?• Kapan sih saat yang tepat untuk memulai MPASI?

Topik 3 : Demam, Kejang Demam dan Demam Berdarah
• Gimana sih mekanisme timbulnya demam?• Apa yang harus saya lakukan yah kalau anak saya demam?• Kejang Demam itu apa sih?• Bagaimana tata laksana untuk Kejang Demam?• Ada ngga yah obat untuk mencegah anak saya KD?• KD bisa menyebabkan kerusakan otak?• Anak saya sudah demam 3 hari, perlu cek darah ngga yah?• Kapan sih penderita DB harus di rawat inap?• Bagaimana tata laksana DB?

Session II,8 Januari 2011
Topik 1 : Pertumbuhan anak
• Anak saya kok kurus banget yah kalo di bandingin sama anak-anak yang lain?
• Terganggu ngga sih pertumbuhan anak saya?
• Apa saja sih indikator untuk mengukur pertumbuhan anak?
• Apa sih growth chart?
• Bagaimana sih cara menggunakan growth chart?
• Perlu ngga sih MPASI sebelum 6 bulan untuk menambah berat badan?

Topik 2 : Common Problem I (muntah, diare, konstipasi dan Infeksi Saluran Kemih)
Kapan ya saya harus ke dokter?
• Kapan anak saya perlu oralit?
• Gimana ya supaya anak saya tidak dehidrasi?
• Metode BRATY apa yah?
• Bayi saya tidak BAK setiap hari, normal ngga yah?
• Bagaimana sih cara menangani konstipasi?
• Gejala ISK apa yah? Terus apa sih silent ISK itu?
• Bagaimana tata laksana untuk muntah, diare, konstipasi dan ISK?• ISK = phimosis?

Topik 3 : Kesehatan gigi pada anak
Kapan sih anak mulai di ajak ke dokter gigi?
• Umur berapa yah sebaiknya anak diajarkan untuk mulai menggosok gigi?
• Kapan sih anak-anak mulai menggunakan pasta gigi?
• Benar ngga sih ASI/ Sufor di malam hari bisa bikin gigi anak rusak?
• Kenapa gigi anak saya belum tumbuh, padahal sudah 8 bulan?

Session III,12 Pebruari 2011

Topik 1 : Menilai perkembangan anak
• Apa sih beda motorik kasar dan motorik halus?
• Umur berapa normalnya anak bisa bicara dengan lancar?
• Haruskah bayi melewati proses merangkak?
• Perlu ngga sih ke klinik tumbuh kembang anak?
• Apakah perkembangan anak saya sesuai dengan development milestone?
• Tips and trik menghadapi tantrum?
• Toilet training, apa yang harus dipersiapkan?

Topik 2 : Common Problem II (Batuk, pilek, asma, alergi, Otitis Media Akut dan Otitis Media with Effusion)
Perlu ngga yah anak saya di inhalasi untuk ngeluarin lendir nya?
• Bagaimana sih ciri-ciri asma? Apa yang harus saya lakukan kalau anak saya kena asma?
• Anak saya batuk sudah hampir seminggu, perlu ke dokter ngga yah? Perlu minum obat ngga yah supaya batuk nya berkurang?
• Kata dokter anak saya alergi, harus pakai susu yang non-alergic yah?
• Apa sih obatnya untuk mengurangi alergi?
• Bagaimana sih men-deteksi Otitis Media Akut (OMA) dan Otitis Media with Effusion (OME)?
• Tatalaksana OMA dan OME bagaimana yah?

Topik 3 : Pendidikan seks
Kapan yah sebaiknya anak-anak di kenalkan dengan pendidikan seks?
• Seberapa perlu sih pendidikan seks untuk anak-anak?
• Bagaimana caranya menyampaikan pendidikan seks yang baik dan benar kepada anak-anak?
• Bagaimana menanamkan pengertian tentang ‘privat’ area tubuh ke mereka?
• Bagaimana cara mengalihkan perhatian mereka ketika mereka suka bermain dengan alat kelaminnya?

Session IV,12 Maret 2011
Topik 1 : Kegawatdaruratan pada anak dan cara penanganannya
Anak saya jatuh dari tempat tidur, apa yang harus saya lakukan yah?
• Anak saya jatuh dan luka nya berdarah, perlu ke dokter ngga yah?
• Duh anak saya terkena air panas, musti gimana nih?
• Tolong dong anak saya mimisan… Gimana caranya supaya darahnya berhenti?
• Anakku tersedak, bahaya kan, gimana cara menanganinya?
• CPR pada bayi dan balita, gimana caranya?

Topik 2 : MPASI
Kapan saat terbaik memperkenalkan MPASI?
• Tekstur MPASI pertama, bagaimana, kapan merubahnya ke tingkat selanjutnya?
• Serealia atau buah dulu ya?
• Baby Lead Weaning, apaan sih itu?
• Makanan terbaik untuk anak apa ya, bagaimana menyusun asupannya?
• Anakku GTM, gimana dong?
• Tips and trik mengolah MPASI, food processor, seberapa perlu?
• Defisiensi zat besi, seberapa berbahaya?
• Bagaimana screening defisiensi zat besi? bagaimana kalau positif?

Topik 3 : Seputar imunisasi
Perlu nggak sih imunisasi itu?
• Imunisasi yang dianjurkan perlu nggak yah?
• Jadwal imunisasi IDAI paling baru yang mana?
• Vaksin hidup dan vaksin mati apa sih?
• Kenapa sih harus imunisasi sesuai jadwal?
• Apa sih pengertian imunisasi simultan, combo, booster dan catch up?
• Anak saya telat imunisasi nya terus gimana yah selanjutnya?
• Bener ngga sih ada vaksin-vaksin imunisasi yang bisa bikin autis?
• Anak saya sedang batuk pilek, boleh ngga yah di imunisasi? Apa harus di tunda sampai dia sembuh yah?

Session V,2 April 2011
Topik 1 : Mengenali TBC dan penyakit paru lainnya
Anak saya BB nya ngga nambah-nambah, ini indikasi TBC bukan yah?
• Test mantoux, perlu ngga yah?
• Apa sih yang dimaksud sistem scorring?
• Anak saya batuk sudah lama, bisa kena bronchitis kah?
• Anak saya ternyata berinteraksi dengan suspect TBC, bagaimana menegakkan diagnosisnya?
• BTA Test, apa itu? dimana melakukannya?
• Benarkah obat TB harus dikonsumsi selama 6 bulan? Berapa jenis obatnya? Apa fungsinya?
• Anakku sesak napas, asma-kah?

Topik 2 : Antibiotik
Kapan sih kita perlu antibiotik?
• Antibiotik profilaksis, seberapa perlu?
• Abusing antibiotics, apa bahayanya?
• Superbugs, manusia bisa punah?
• Ingus anak saya sudah hijau nih, apa sudah saatnya saya minta antibiotik yah ke DSA-nya?
• Bagaimana sih tata laksana konsumsi antibiotik?

Topik 3 : Layanan kesehatan terbaik untuk konsumen
Bagaimana layanan kesehatan yang seharusnya?
• Dapatkah terjalin suatu ”partnership” yang baik antara pasien dengan dokter?
• Siapa kah yang seharusnya bertanggung jawab atas pelayanan kesehatan?
• Patient Safety, apakah itu?
• Bagaimana menjadi pasien yang smart ?
• Bagaimana melindungi diri dari keteledoran praktisi kesehatan?

*****PERSYARATAN dan TATA TERTIB*****
Demi kelancaran program edukasi ini, peserta diwajibkan mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1.      Mengikuti seluruh acara paket (kecuali situasi emergency dan peserta lepasan)
2.      Datang 30 menit sebelum acara dimulai untuk pendaftaran ulang dan mengikuti kuis.
3.      Diharapkan tidak membawa anak-anak pada acara ini
4.      Membawa bukti transfer pembayaran asli di Sesi 1 (bagi pesertapaket) atau di sesi tertentu yang diikuti (bagi peserta lepasan).
5.      Pembatalan atau pergeseran ke sesi berikutnya dilakukan palinglambat H-7 sebelum acara
6.      Apabila peserta mengundurkan diri setelah PESAT dimulai dan/atau ditengah-tengah PESAT, tidak ada pengembalian biaya.
7.      Apabila tidak hadir 2 kali berturut-turut otomatis dieliminasi (bagipeserta paket) dan tidak ada pengembalian biaya.

*****Tatalaksana Pendaftaran PESAT 3 Tangerang*****
Calon peserta wajib mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran di sini http:www.//pesat3-tangerang.org/

WAKTU PENDAFTARAN*****-
Pendaftaran Sesi I dibuka 15 Oktober – 20 Nopember 2010
Pendaftaran Sesi II dibuka 15 Nopember – 15 Desember 2010
Pendaftaran Sesi III dibuka 15 Desember – 15 Januari 2010
Pendaftaran Sesi IV dibuka 15 Januari – 15 Februari 2010
Pendaftaran Sesi V dibuka 15 Februari – 15 Maret 2010

Pendaftaran Paket Pasangan dan Perorangan (5 sesi sekaligus) dibuka mulai 5 Oktober – 20 Nopember 2010

*****BIAYA*****
Biaya kepesertaan PESAT 3 Tangerang:
- Peserta pasangan PAKET (5 sesi) : Rp 750.000,- per pasangan-
Peserta perorangan PAKET (5 Sesi) : 450.000,- per orang-
Peserta perorangan lepasan (1 Sesi) : Rp. 100.000,- per orang-
Peserta pasangan lepasan (1 Sesi): Rp. 190.000,- per pasangan

**Biaya tersebut akan digunakan sebagai pengganti biaya penggandaan makalah,konsumsi dan seminar kit.

*****PEMBAYARAN*****
Pembayaran dilakukan setelah anda mendapatkan email dari panitia PESAT 3 Tangerang, batas waktu pembayaran akan ditentukan di dalam email. Setelah melakukan pembayaran, segera konfirmasi pembayaran anda di sini.Pembayaran Ke  Rekening  :
BCA KCU Dago, BandungNomer Rekening : 0161281831 , a/n Hosni ATAU Bank MandiriNomer Rekening : 1220004795863, a/n Hanny Prasetyo

PENDAFTARAN MELALUI EMAIL.
Anda dapat mendaftar melalui email dengan mengirimkan email bersubject : PENDAFTARAN [NAMA ANDA] ke pesat3.tangerang  at gmail dot com dengan isi email sebagai berikut:
Nama Peserta I :Nama Peserta II (Jika berpasangan) :
Email :
Telepon Rumah :
No Handphone :
Paket PESAT Yang hendak diikuti :
Jumlah Anak :
Mendengar PESAT dari :
PENDAFTARAN melalui SMS :

Anda dapat mengirimkan SMS dengan detail :NAMA PESERTA 1#NAMA PESERTA2#EMAIL#No. TELEPON#PAKET PESAT yang diikuti
Kirimkan ke : 08159130075 (sms only)

Ikuti update terbaru dari PESAT 3 Tangerang melalui twitter, follow kami di *http://twitter.com/pesat3*
HORMAT KAMI,

--PANITIA PESAT 3 TANGERANG--

Selasa, 19 Oktober 2010

kuntukauntuku


Ini puisi yang dibuat Mas ge,
di copas posting di Fb mami.

wa
lau langit biru
cerahkan hariku
kilas senyummu
temani kerjaku
masih saja indahmu
buatku merindu

walau sedikit waktu
dampingi hidupmu
teriring doa restu
bagi buah hatiku
agar bahagia selalu
sertai langkahmu

*selamat bersiap adepin risiko.. apapun pilihannya.

*obat kalo mami kangen dika

Minggu, 17 Oktober 2010

Selamat Ulang Tahun Andika

Hari ini, 6 tahun yang lalu tepat jam 12.10 WIB

Dirimu hadir ke dunia ini sayang
Tangismu membahana dan menyadarkan Mami bahwa dirimu nyata...dirimu ada
Sakit yang terasa waktu itu langsung hilang sekejab ketika suster membawamu ke pelukan Mami...

Ooooh... inikah kekasih hati yang kutunggu-tunggu ini...
Lembut kulitmu, merah bibirmu, matamu yang berbinar-binar
Tak sadar mami menangis.....

Ya Allah.... terima kasih atas segala nikmat hari ini...
Karunia yang Engkau berikan ini akan kami cintai dengan seluruh hidup kami

Kita baru bertemu pada hari ke-2 dirimu dilahirkan karena kondisi mami yang tidak memungkinkan bertemu denganmu

Mami tetap bersyukur, karena itu terbayar dengan kenikmatan ketika bibirmu melahap habis puting mami.

Tidak terasa....Umurmu telah 6 tahun hari ini....

Ya Allah,
Tak terkira rezeki dan karunia-Mu dengan memberikan Andika dalam hidupku.

Aku mohon pada-Mu
Anugerahkan selalu kepadaku kelangsungan hidup untuk anakku, panjangkan usianya, sehatkan badannya, jagalah akhlak dan agamanya agar selalu berada dalam jalan-Mu , sejahterakan jiwa dan raganya, alirkan rezekinya melalui tanganku, anugerahkan kepadanya kecerdasan akal dan kebeningan hati.

Bantulah aku Ya Allah, untuk dapat mendidiknya.

Jadikan anakku, mendekatiku, menyayangiku, mencintaiku.

Berikan semua itu dengan petunjuk dan rahmatMu, berikan kepada kami apa yang terbaik di dunia dan akhirat. Amin

Selamat Ulang Tahun Andika

Jadilah Anak sholeh, yang tangguh, mandiri, bijaksana dan, bertanggung jawab. Selalulah ceria dan tersenyum.

Mungkin hidup ini tidak terlalu mudah kaujalani, akan ada kesulitan yang akan memperkaya hatiMu

Tapi…..

Yakinlah bahwa Mami-Papi akan selalu mendampingimu.

Ciledug, 17 October 2010 2.35 WIB

Yang selalu mencintaimu
-Mami Shinta-

Kamis, 14 Oktober 2010

Kenapa saya pilih "Kids Autis Center"

Copas posting saya di FB
Gag ada niatan untuk jualan tempat ini
Hanya ingin share proses kenapa dika harus berada di sana.
Semoga bisa jadi semangat buat teman2 yg memiliki anak seperti Andika.
Selamat membaca

***************************************

Jadi pengin nulis tentang "Andika" (menjelang detik-detik kelahirannya minggu ini)

Setahun lalu, diusianya yang menginjak 5 tahun, saya membawa Andika ke dokter Tumbang di RSCM.
( hasil ricek saya pada tabel milestone baby & toddler dan mengecek tahapan-2 dalam perkembangan anak pada Andika, dan hasil ricek itulah saya memutuskan membawa Andika ke dr. Tumbang, keinginan saya ke dr. tumbang ini juga telah saya diskusikan dengan om dokter Anto, dan beliau yang merekomendasikan dokter tumbang yang saya temui)

Dari hasil assesment dan test denver, diusia 5 tahun kosa kata Dika dinyatakan seperti anak yang berusia 3 tahun, huruf yang keluar belum jelas terdengar seperti fungsinya, dan masih belum banyak kata yang dia kuasai, dan belum diketahui apakah ini dari Klinis atau non Klinis. Bu dokter menyarankan saya untuk Test Pendengaran " BERA test" untuk mengetahui apakah ada gangguan di pendengaran Andika, kalo tidak ada gangguan bisa langsung ke Klinik Tumbang atau ke Psikolog dulu. Di rumah harus tetap di Stimulasi agar kosa katanya bertambah

Untuk anak-anak usia Dika, cukup rawan untuk tidak diberikan terapi karena sebentar lagi dia akan memasuki usia sekolah dan ini bisa mengganggu emosi dan interaksi sosialnya, karena harusnya orangtua sudah mulai aware sejak si anak usia 3 tahun.

Sesuai arahan bu dokter, saya memilih test pendengaran terlebih dahulu, hasilnya Bera 70 db, hasil OAE tidak maksimal perlu diulang. dr. THT belum bisa mendiagnosa apakah Dika benaran ada gangguan pendengaran atau tidak, karena hasil Bera dilakukan ketika telinga sedang kotor, hasil OAe dilakukan ketika dika dalam keadaan terjaga, hasil BOA tidak sinkron dengan hasil test BERA. intinya perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6 bulan dari test ini dilakukan.

Saya call dr. Tumbang saya menginformasikan hasil test ini, dan Beliau menyarankan untuk mengulang test ini dan langsung bawa dika ke Klinik Tumbang untuk terapi wicara.

Saya memutuskan untuk bertemu dengan Psikolog sebelum Terapi Wicara, dari bincang-bincang kami dengan om Toge, kami baru mengetahui bahwa selama ini dika hidup dengan banyak fasilitas gratis yang menyebabkan dika menjadi anak yang pemalas, dia memiliki stamina yang jelek, sehingga berbicara bukan menjadi kegiatan yang asyik karena perlu mengeluarkan tenaga. Banyak deh yang kami dapat hari itu.... Alhamdullilah saya, eyang bersepakat untuk meninggalkan cara-cara lama kami dalam mengasuh Andika. Oiya kami disarankan untuk mengecek organ wicara Andika dan mungkin Terapi wicara bisa membantu Andika.

Hari-hari berikutnya saya dan pa dika hunting lewat email ataupun datang langsung ke beberapa tempat terapi, banyak kriteria yang kami timbang-timbang, termasuk soal biaya, jarak dan program yang diberikan, sudah hunting beberapa terapis yang bisa diundang ke rumah.

Akhirnya saya memilih Kids Autis Center, sebuah klinik tumbuh kembang di daerah Ciledug Indah. Sekitar 15 menit dari rumah kami.
Assessment dengan psikolog disana, organ wicara dika normal, tidak heperaktif, tidak ada gangguan dalam diri dika, dika hanya speech delayed dan kita perlu memperbaiki pola asuh serta membuat dika menjadi percaya diri, bila dika percaya diri maka kemampuan bicaranya pasti akan meningkat, kita harus buat dika menjadi mau dan bisa begitu katanya. ( hal lainnya hampir sama dengan hasil penerawangan om Toge).

Tidak ada garansi yang dijanjikan dari program yang diberikan, tapi mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan Andika. Menjadikan Andika anak yang lancar bicara dan juga bisa mengejar ketinggalannya.

Hari ini tepat 6 bulan, saat ini kosa kata Dika dah buanyak, konsistensi menjawab pertanyaan sudah sangat meningkat, motorik halusnya sudah berkembang, bernyanyi, bercerita meski masih tertatih, kepercayaan dirinya meningkat, interaksi sosialnya tidak ada masalah. Banyak berkah yang kami dapatkan setelah mengikuti program disana

Mereka tidak menawarkan SI, obat-obatan dan juga program lain yang sebelumnya sudah membuat saya khawatirkan, karena memang tidak ada dalam program mereka.

Minggu ini Dika akan belajar mengenal "Rasa" dan juga mencocokkan "gambar", dalam hal ini diharapkan kemampuan dika untuk bercerita akan meningkat.

Wuaah masih banyak yang harus dikejar..... tapi saya tidak menyesal membiarkannya nyemplung di tempat terapi itu....
Karena buat saya.... orang tua adalah alarm si Anak, begitu kita tau ada masalah, kita harus mencari solusi terbaik meski itu harus membiarkannya belajar ditempat lain dan bukan di rumah, meski itu harus ditempat terapi bernama "Kids Autis Center".

Support dari temen-teman baik mama, juga membuat mama menjadi yakin bahwa dirimu memang perlu berada ditempat itu, dan mama tidak pernah menyesalinya.

Mama bangga padamu, Andika....
Mari belajar bersama ya Nak...... Ajarkan Mama terus untuk menjadi Ibu yang terbaik untukmu ya.
love you Andika............


Salam
Shinta
*4 days to go..

Jumat, 03 September 2010

(tentang Dika ) - BIASA YANG LUARBIASA


Udah lama gag cerita tentang Dika di Mp.... karena hari ini saya buat catatan di FB, so di copas deh... buat temen-temen di MP

Seperti yang ditulis di Efbe,

Rabu yang lalu (01-Sep 2010), ketika saya n Pa Dika sampai di rumah Eyang, Eyang memperlihatkan hasil terapi Dika hari ini. Sebulan ini dalam sesi terapi, selain meronce dan main plastisin ( memilin, meremas, dan menggunting) disisipkan sesi menulis dot to dot dan mewarnai.

Yang bikin saya melonjak kegirangan adalah hari ini Dika sudah bisa menulis angka 2 dan 3 mandiri tanpa bantuan dari terapisnya dan hasil mewarnainya juga sudah hampir rapi. Waaaah hati saya berdegup kencang sekali, merasakan kebahagiaan dan keharuan  yang meletup-letup.




2-3 sudah
 mulai bisa, alhamdullilah




Dot to dot diawal-awal

Kebahagian ini saya share ke beberapa BBG dengan mengirimkan tulisan dan gambar yang dika buat, dan betapa saya sangat berbahagia dengan sambutan yang sahabat-sahabat saya berikan. Mba Luluk menyarankan saya untuk menulis tentang ini agar bisa menginpirasi ortu yang lain, saya sempat ragu sebetulnya, karena ini mungkin hal yang sangat biasa buat teman-teman yang lain tapi ini sungguh luarbiasa buat saya. Setelah diskusi dengan penasehat spiritual saya “mommy oke”, akhirnya keraguaan itu hilang, dan jadilah saya menulis tentang kemajuan Dika.

Flash Back dulu ya,
Ketika Dika berumur 3 tahun saya sudah merasa bahawa ada yang berbeda dari dika, kemampuan bicaranya mengapa tidak bertambah,  bila berbicara hanya itu-itu saja, namun orang tua saya mengatakan bahwa wajar bila anak laki-laki terlambat bicara, nanti juga bisa, dan hal lainnya. Namun kecurigaan saya tidak juga berkurang.

Mewarnai di awal


Mewarnai pertanggal 1 Sep 2010

Akhirnya saya putuskan untuk bertemu dengan dr. Tumbang di RSCM atas rekomendasi dr. Anto, dengan hasil assessment : kosa kata Dika masih seperti anak 3 tahun,  ada kemungkinan speech delay dan untuk membuktikan penyebabnya dika harus Test penderangan (test BERA). Setelah diskusi dengan beberapa temen, akhirnya saya putuskan untuk melakukan test tersebut di Hearing Center-di Cikini pada Februari yang lalu dan hasilnya 70 db, ada kerusakan sedikit pada telinganya, namun hasil ini masih diragukan mengingat hasil test tympano, Bera dan di auditory gak sama. Jadi dr. THT menyarankan untuk observasi selama 6 bulan dan semua test diulangi, dan disarankan stimulus berbicara dengan nada yang tinggi, karena itu juga sabagai terapi pendengaran.

Saya sebenarnya sedikit memungkiri bahwa ada gangguan pendengaran, karena dia bisa menjawab pertanyaan saya ditelpon, menjawab pertanyaan saya dengan membelakangi, menjawab pertanyaan saya ketika saya berada di ruangan yang berbeda.

Saya tidak kembali ke dr. Tumbang,   melainkan langsung ke psikolog untuk mendiskusikan “ada apa dengan Dika”, akhirnya tanggal 24-Feb-2010  saya boyong Dika, eyang, mbah dan papa untuk bertemu dengan om Psikolog.  Analisanya “Dika Pemalas karena banyak di fasilitasi oleh orang-orang di Sekitar”,  hmmm bener juga sih, si Om meminta agar dika lebih banyak beraktifitas fisik  ( ooo ternyata berbicara itu butuh stamina dan pernafasan yang baik ya, hihih baru ngeh saya),  minimalisir fasilitas yang diberikan ke Dika dan juga memeriksakan organ wicaranya atau mengikuti terapi wicara.  Saat itu hanya saya yang bawa segambreng orang untuk bertemu si om, alasannya saya ingin semua orang yang berhubungan dekat dengan dika bisa bersinergi untuk “membantu” Dika.

Setelah hunting kebeberapa tempat, akhir maret lalu, saya memulai assessment dengan Psikolog di tempat Dika Terapi saat ini.  Psikolog tersebut menyampaikan saat ini Dika hanya malas dan kurang Pede untuk berbicara, jadi kita perlu membuat Dika “mau berbicara”.  Metodenya tidak hanya Terapi wicara saja, tapi akan ada aktifitas fisik, bermain Plastisin + meronce untuk meningkatkan motorik halusnya, dan lain-lain,  saya setuju karena ini masih sejalan dengan analisa yang saya dapat dari si Om.

Hari berganti hari, Dika terus menjalani terapi-nya (mama tau sayang, kadang kamu bosan khan... tapi ini demi kemajuanmu sayang), dari seminggu pertama selalu menangis di kelas, seminggu kemudian menangis sambil mengikuti arahan terapisnya, sampai akhirnya bener-bener enjoy di kelasnya. Sementara saya selalu menunggu dengan berdebar-debar.

Alhamdulilah kemajuan sedikit-sedikit mulai nampak,  dika sudah mulai cerewet, mau bertanya, bisa ngobrol dengan teman-temannya, kosa katanya bertambah, bisa menjawab pertanyaan dengan cepat,  mau menulis dan mewarnai, serta banyak  hal lain yang dika miliki saat ini.

September ini akan menginjak bulan kelima Dika mengikuti terapi dan saya akan tetap meneruskannya terapi ini  sampai dika benar-benar mandiri (menurut saya) dan saya gag sabar menunggu letupan-letupan kebahagiaan yang diberikan oleh Dika seperti saat ini.

Masih banyak PR mama untukmu sayang, mohon doakan mama ya sayang, semoga mama selalu sehat, diberikan rizki yang berlimpah agar bisa terus menjaga dan menemanimu selalu, jangan menyerah ya sayang dan teruslah menjadi cahaya buat mama.

Love you Andika Nurluthfi

Senin, 30 Agustus 2010

BUKBER EMAK-EMAK WARUNG




Bukber yang seru meski gag lengkap formasinya....

mudah-mudahan pertemuan halal bihalal di rumah arie bakalan lebih seru ya....

Sok diantos....

hehehehe


















Kangen

Udah lama gag mampir di MP tercinta ini...kangennya sampe ke ubun-ubun.
Kangen cerita temen-temen, kangen resepnya eyang margono, kangen update dari semua temen-temen.

Semoga kedepan bisa lebih baik ngatur waktunya

Salam kangen buat semua

Minggu, 30 Mei 2010

Bayi Itu,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Sejak Januari 2010 yang lalu aku ikutan milis baru, di gawangi oleh seorang psikolog muda yang menetap di Surabaya dengan minat di bidang pendidikan dan industri bersama - sama dengan beberapa Ibu-Ibu dan bapak-2 yang hebat dalam pengasuhan anak dan rules dimilis ini cukup simple dan sederhana "To be Kind To Everyone", indah bukan ?

Betapa milis ini membuatku hidup dengan lebih ikhlas, penuh syukur dan banyak ilmu pengasuhan yang kudapatkan dari posting temen-2 baik OOT maupun gak OOT, milis yang bikin aku tertawa sampe sakit perut, mengeryit dan menangis dengan penuh syukur.

Beberapa posting yang membuatku menangis dan bersyukur adalah :

BAYI ITU
by : dr. xxxxx di cilebeut

Hanya sedikit bercerita.....
lagi2 tentang apa yg kulihat di meja pembaringan berwarna putih.....
Hari ini kujumpa dengan makhluk mungil yg manis lucu...tapi seperti ada yg aneh....autiskah....CPkah???..

Ketika kumulai membuka kerudungnya....
ooppsss.....ternyata makhluk mungil bernama bayi ini....adalahj penderita "anencephal" sebagian tulang tengkoraknya tidak tumbuh selam dlm kandungan n tdk terbentuk sebagian shg otak bagian atas hanya terbungkus kulit kepala....bayi ini diantar oleh sang nenek....dan ibunya bekerja....karena finansial...utk membiayai bayi ini....

Disaat kita repot dg pola asuh yg berbeda antara kita dan org tua....ibu bayi ini begitu pasrah pada sang nenek...utk mengasuh anaknya....

ketika kita repot dg perubahan anak kita yg tampak 'tak bisa berdagang'....ibu bayi ini pasrah dgn tumbuh kembang anaknya....

disaat kita sibuk ingin risain ato kerja....ibu bayi ini pasrah harus bekerja krn harus menghidupi bayinya tanpa bingung memprtimbangkan apakah anaknya diasuh seorang S3 atau org yg tdk mengenyam sekolah....

disaat kita sibuk dg berbagai pola makan anak2 kita...ibu ini hanya pasrah krn bayinya hanya bisa minum....

disaat kita kuatir dg kecerdasan anak2 kita ibu ini pasrah dg kelangsungan hidup anaknya....dan dia tetap bersyukur karena anaknya masih dipercaya utk hidup....meskipun ibu ini rela menjual rumah nyamannya...mobil mulusnya....tanpa berharap anaknya menjadi "pintar"....karena dia hanya berharap......ANAKKU BISA HIDUP....

Sudahkah kita PASRAH dan membiarkan Tuhan ikut "bekerja"...

Sungguh tulisan ini membuatku mbrebes mili,

Kadang kita suka gak menyadari bahwa ada diluaran sana yang kondisinya lebih sulit dan disadari atau tanpa disadari terkadang itu bikin kita gak ikhlas menghadapi warna warni hidup yang telah ditulis olehNya.

Kadang kita selalu melihat keatas tanpa melihat kebawah dan terkadang kita terus menerus memaksakan kehendak kita yg tanpa sadar ternyata membuat orang disekililing kita bersedih, tanpa sadar kita menjadi pongah, iri dan menjadi orang yang tidak bersyukur.

Padahal ada kuasa Allah atas semua hal di dunia ini, meski kita telah berikhtiar dan berdoa terkadang kita suka lupa bahwa selalu  ada campur tangan Allah disetiap hembusan nafas kita.

Terima kasih ya Allah karena telah kau titipkan Andika padaku, hartaku yang tak ternilai dengan apapun

Maaf ya teman kalo gak berkenan, hanya ingin berbagi saja
Terima kasih buat ceritanya ya bu dokter

quote dari our psi
Semoga makin hari kita makin mahir menjadi saluran berkah.. sbg bentuk
syukur atas berkah yang berlimpah.. sampe saat ini..

Amin....



I love you Bos

Maaf ya kalo pada gak berkenan...

Gw jengah banget denger kalimat itu seminggu belakangan ini di infotaiment.
Vulgar banget kayaknya, mungkin saja ini taktik dagang, mungkin saja beneran, mungkin hanya ungkapan terima kasih, ah entahlah,  itu bukan urusan gw.

maaf ya temen-2 kalo memenuhin inbox kaliaan.

*legaaaaaa udah nyampah.... wkwkwkwk

Kamis, 22 April 2010

Sharing : Ketika Menyerah bukan Berarti Harus kalah

Tadinya gak kepingin sharing tentang commons cold yang dika alami, karena ini biasa saja tapi berhubung adik tercinta gw nowel-nowel dan bikin gw sedikit darti, makanya gw jadi pengin cerita di MP kesayangan gw ini.

01 April 2010
Dika mulai Demam disekitaran 39.5, paginya sudah di 38.5 dan ceria lagi dan keluar pileknya. Lega, karena gak usah bingung lagi si Virus sudah ketahuan.

04 April 2010
Karena behaviournya cukup aktif dan udah gak demam lagi kita nonton Oriental Circus Indonesia di Lap. Parkir Puri Indah Mall. Eh ndalalah pulangnya langsung demam tinggi (mungkin pengaruh pendingin ruangan yang anginnnya keras banget sementara dika lom fit bener). Demam dan batpil on off  tapi cuma kisaran 37.5 s/d 38.5 gw gak terlalu khawatir karena dika masih mau beraktifitas meskipun agak loyo.

09 April 2010
Dari Jum'at dika dah segeran, makanya Sabtu malam saya ajak kondangan ke Kalibata, nah lagi-lagi pulang dari undangan dika demam tinggi lagi. Suhu pada siang hari di 38.5 dan malam bisa sampai 39.7

Kondisinya : Tidak bergairah, makan mau tapi pilih-2 menunya, mainan gak mau, loyo, mata sayu, lemes, mintanya di gendiong terus. Ini berlangsung sampai dengan Jum'at tanggal 16 April 2010.  Pada periode itu pileknya dah hilang, tapi batuknya masih.

Gw gak khawatir ? tentu saja gw khawatir, tapi gw tetap tenang selama ada masih ada batuk, dan gw hitung nafasnya, gak ada indikasi sesak, gak ada mengi, jadi cuma batuk biasa.

Tapi Bokap gw dengan segala kekuasaannya selalu menekan gw dan papanya dika, dan selalu bilang nanti kalo terlambat gimana, kamu bakalan nyesel loh.

loh, loh, terlambat untuk apa ? dan nyesel karena apa ?
Gw itu sayang sama dika, dan gw bukannya diemen dika, tapi gw mengobservasi dika, kalo emang ada tanda-tanda kegawatdaruratan baru gw ke dokter itupun untuk mendapatkan diagnosis bukannya cari obat.

reaksi bokap : tetep keukeh dengan pendiriannya.

Sebenarnya ini adalah kali pertama dika batuk tapi demamnya manteng dan itu juga bikin gw degdegan, akhirnya diskusi sana sini, baca-baca sharingan temen-teman. Mba Ria juga inform kalo Nat juga pernah mengalami demam sampai dua mingguan, jadi gw sedikit lega.

Tapi Jum'at tanggal 16-04-2010 bokap BBM, sore ini Bapak akan bawa dika untuk test lab dan ke dokter... gw lagi di Padang waktu itu, langsung kalut banget, soalnya sejauh ini yang bisa nahan bokap cuma gw, akhirnya setelah diskusi sama papa dika, kita putuskan test lab untuk pastikan gak ada yang perlu dikhawatirkan dan gw buat janji ke Markas untuk konsul hari Sabtu. ( daripada dika dibawa ke dokter yang gak bener...hehehe)


Sabtu, 17-04-2010
Jam 7.30 gw berangkat ke Pesat Jakarta bersama dika dan papa, intinya hari itu hanya ingin antar pointer dan ketemu Ian untuk ambil pesenan Koka. Kondisi dika udah turun demamnya pas di mobil gw ukur cuma 37.7 ( legaaa ), tapi kondisi masih loyo sih.

Setelah ketemu Ian dan ngobrol sebentar, gw sempet kasih unjuk hasil lab dika, gak ada yang perlu dikhawatirkan, ini cuma virus kata Ian, cuma Hb dika agak rendah aza ( legaaaaa) oiya, makasih kokanya ya tante.

Sore hari ke Markas pake Taxi, mobil dipake bokap, sampai disana jam 4.30 tapi ternyata baru konsul jam 5.30 ( gak papa, toh tempatnya enak untuk nunggu), dika belum mau mainan sih, padahal banyak anak-anak dan mainan disana. Suhu tubuh pas dimarkas : 38der, BB 24 kg, TB : 110 cm.

Akhirnya tiba juga giliran dika, kita ngobrol-2 dulu, trus dika diperiksa pake stateskop, diperiksa telinganya, mulutnya, penisnya dan punggungnya ( hmmmm, kalo ke dokter lain apa iya sedetail ini diperiksanya), konsulin hasil lab dika. Dan diagnosisnya adalah 'COMMONS COLDS" , HB yang rendah biasa terjadi kalo lagi gak sehat, tapi MCVdan MCH dika memang rendah, ada indikasi ÄNEMIA", tapi mungkin saja karena Dika kurang makan, so No treatment dulu sampai bener-2 diketahui bahwa ada defesiensi besi yang hanya bisa diketahui dengan test SI, TIBC dan Feritin. ( ini dilakukan kalo dika sudah sehat bener).

yang lucu pas dr apin bilang, insya allah hari ini adalah demam yang terakhir, besok mudah-mudahan sudah gak demam, ech eyang bilang : Amin dok, khan udah dipegang pak dokter, hihihihi ( dr apin langsung pegang-2 dika, iya nih udah dipegang-pegang, besok sembuh ya ).

Alhamdullilah kata-kata dr Apin terbukti, dan mungkin ini memang sudah waktunya bagi dika untuk sembuh, sejak senin semuanya kembali ke semula, bocah gantengku dah ceria lagi, badannya dah gempal  lagi, sudah sekolah di pagi hari dan terapi wicara di sore hari, udah ngeledekin papa-mamanya, udah naik sepeda, makan banyak, minum susu lagi, dan kegabrek kegiatannya.

Dan saya sempet bilang ke Ibu Mertua saya, bahwa untuk kedepan kita gak perlu khawatir lagi kalo dika mengalami sakit seperti itu, toh hasil lab juga gak menghasilkan suatu tindakan medis yang perlu dilakukan, dan konsul kita ke dokter juga gak menghasilkan obat. Buktinya dika bisa sembuh tanpa obat-obatan ( 2x minum paracetamol saja pas demam 39,7 dan dika gelisah luar biasa). hmmm iya ya kata ibu saya.

Selalu ada pelajaran yang bisa dipetik dari suatu kejadian, dan Allah memang ingin kita selalu belajar, insya allah untuk kedepan kami akan berusaha lebih baik lagi. 

Terima kasih buat dika yang bikin mama ingin selalu belajar, terima kasih buat mbak Ria, "my lovely dokter " dr. Ian dan dr. Anto (miss you a lot dok) serta dr. Apin yang selalu bersedia untuk diajak diskusi, dan special buat papa dan eyang dika yang selalu ada dan mendukung mama.

Jumat, 09 April 2010

( DIskus Please) - Mencari Istri Yang Baik

Maaaf banget ya tulisan ini gak bermaksud untuk mendiskriminasikan Suku tertentu, tapi hanya ingin mencurahkan isi hati gw aza

Buat Keluarga besar gw, ada beberapa kriteria ketika seorang anak memilih Suami/Istri buat hidupnya, diantaranya adalah Muslim/mah, Sopan Santun, Memiliki Penghasilan (bagi Suami), Satu Suku ( Jawa ), bukan Suami/Isti orang lain dan bagi keluarga gw menyayangi anak-2 mereka berarti harus bisa menyayangi Orang tua yang baru.

Nah, adik ipar gw "cowo", sekarang sedang berhubungan dengan seorang gadis dari Suku "Betawi "( maaf sekali lagi maaf ), seperti mereka baru berhubungan pada bulan Agustus yang lalu, usianya 1 tahun lebih tua dari adik ipar gw, pertama kali di bawa ke rumah itu pas bulan puasa tahun lalu, kita buka puasa bersama.  Kesan gw, ni anak pendiam banget, pendiam dalam hal bicara dan juga pendiam tangan.

Pertemuan kedua pada saat lebaran 1, adik gw ngajak dia ke rumah pakde gw dan mbah yang dijakarta untuk bersilahturahmi, kesan kedua : masih sama dengan kesan pertama. Gak mau gaul dan cuma mau ngobrol sama adik ipar gw.

Pertemuan ketiga, dia kerumah pas lebaran ke 2, karena lebaran biasanya rumah Ibu Mertua gw akan kedatangan saudara dekat dan jauh dan juga teman-2 dari gw ataupun adik ipar gw itu. Rame tamu berarti rame berkah dan juga rame kerjaan doong, ech tu anak dengan manisnya duduk bareng-2 sama tamu dari pagi sampai sore, minum tinggal minum, makan tinggal makan, tanpa berkeinganan untuk terlibat dalam kesibukan kami.

Setelah pertemuan ketiga itu, Ibu udah mulai terganggu, tapi gak kuasa untuk melarang hubungan adik ipar gw itu, karena baru ini dia berhubungan secara serius sama adik ipar gw.

Nah, puncaknya sewaktu mau pulkam Oktober yang lalu, Ibu marah banget sewaktu tau semua uang adik ipar gw dipegang sama sang pacar, padahal khan baru kenal, trus kejadian di jawa, semua orang gak ada yang berkesan dengan ni anak, karena gak ada basa basinya, okelah dia gak ngerti bahasa jawa, tapi umumnya orang di kampung sekarang sudah bisa bahasa Indonesia, jadi bukan menjadi hambatan buat berkomunikasi.

Alhasil pulang dari kampung, Ibu dapat berita yang sangat kurang menyenangkan tentang ni anak, yang diajak ngomong gak respon, yang cuma tidur doang pas di kampung, yang mengerebut Hp adik ipar gw sewaktu lagi dipake didepan keluarga besar dikampung, yang lebih enjoy mainan hp sewaktu diajak ngomong, pokoknya gak ada plus, plusnya.

Yang telek lagi, ternyata dia sebenarnya tu banyak omong, terbukti sewaktu temen kuliahnya datang dia ngecipris kayak bebek, berarti selama ini dia yang gak mau berkomunikasi sama kita semua.

Beberapa bulan berlalu, kita berpikir bahwa mungkin, mungkin saja dia masih segan berkomunikasi dengan kita, tapi ternyata emang dia gak berniat. Kalo datang, dia cuma bawa makanan untuk adik ipar gw (coklat atau roti) trus duduk di kursi itu dari datang sampai pulang, makan dengan meninggalkan piring kotor dan gelas kotor, dan hanya berbasa basi dengan Ibu atau ayah saja.

Dan Ibu makin tertekan ketika adik ipar gw, udah beberapa kali minta Ibu gw untuk bersilahturahmi ke rumah ni cewe. Buat Ibu, adik ipar gw adalah tumpuan hatinya, bliau begitu terluka ketika mengetahui sifat calon istri yang akan mendampingi anaknya nanti, karena beliau berharap agar tidak kehilangan anaknya meskipun si anak telah menikah.

Dengan sifat si cewek ini, gw gak yakin dia akan menyayangi Mertua Gw terutama Ibu dengan sepenuh hati, buat gw ini adalah yang utama.

Oiya ni cewek pernah diajak makan bareng waktu dika ultah, semua keluarga bilang ni cewek kok gak ada sopan santunnya, gak ada basa basinya, makan tanpa nawarin, gak ada senyumnya. cuma mau ngobrol sama adik ipar gw.

Semua keluarga gw gak ada yang suka ama ni cewek, tapi adik gw secara sadar atau tidak sadar terikat sama ni cewek, mesti diapaain ya ?

Bingung deh gw, kasiiian Ibu gw nih. Sedih ngeliat beliau yang agak gak bergairah akhir-2 ini. Ada yang punya adik cantik hati dan parasnya gak ya ? kasih aku sini.... :)







Kamis, 01 April 2010

Progress Sakit

Jam 10.00, suhu : 39.20 delcel, gelisah, bibir merah, minum gak mau, pipis jarang (huhuhu eyang lupa catat berapa kali dari mulai demam)Rewel, Cepet sehat ya ganteng, kita khan mau nonton sirkus.

Kamis, 18 Maret 2010

IMUNISASI KETIKA SAKIT ( BATPIL)

Hmmm gak ah, kasian bayiku lagi sakit kok di imunisasi
Hmmm gak ah, orang sehat aza aku gak mau simultanin, apalagi pas Sakit....
deelel.... (selain di brand mark sama DSA kalo Imunisasi harus Sehat)

Dulu itutuh yang ada dipikiranku kalo mau imunisasiin Dika.
Tapi semenjak aku ikutan milis sehat, aku dah imunisasiin dika simultan 4 Suntikan ( Jan 2008) dan simultan 3 suntikan plus 1 oral ( Jan 2010).


Nah, 31 Januari 2010 yang lalu saya simultanin dika 4 vaksin ( MMR, DPT+HEpB+Varicella plus Polio), bedanya simultan kali ini dika lagi Batpil, tapi dari ilmu yang saya dapat pas Pesat n milis sehat, batpil bukan merupakan halangan untuk berimunisasi. Sebenarnya saya sih percaya, karena sebelumnya pernah baca indikasi di CDC tentang kondisi ini.

Cuma, ini menyangkut banyak pihak, saya harus bisa menyakinkan papa, eyang dan mbahnya dika kalo imunisasi dikala batpil boleh dilakukan, tapi ya harus data pendukung.


Jalan-jalan dunk ke CDC, baca-baca informasi disana dan saya menemukan kalo Batuk Pilek dan demam ringan boleh saja diimunisasi, asalkan tidak demam diatas 102 f (duh linknya gak sempet copy waktu itu....maaf ya).



Minta tolong sama om google dunk.....masih belum yakin nih, meskipun CDC web yang terpercaya untuk urusan imunisasi....(maaf yeee sir, khan harus ngumpulin informasi sebanyak-2nya sebelum melakukan tindakan).

Dapat dari Baby Center

If my baby is sick, should her immunizations be postponed?

Expert Answers
Laurel Schultz, pediatrician
It depends how sick she is. Many doctors suggest postponing vaccinations if your child has a fever over 101 degrees Fahrenheit, the flu, or other serious infection. If she has a mild cold, there's really no medical reason to delay a vaccination. She's likely to be fussy or to have a hard time tolerating any reaction symptoms if she isn't feeling great, however.

Link :  disini ya

Dapat dari : Mymidwife.org

What if my baby is sick? Wondering if it's okay to keep your well-baby checkup if your child wakes up with a runny nose and a low-grade fever on the day that he's due for his shots? In most cases, it's perfectly safe to immunize an infant with a mild illness, but this is a call your baby's healthcare provider will have to make, taking into account such factors as the type of illness and your baby's past medical history. "Although it is generally safe to immunize an infant who has a virus and a low-grade fever, if a particular infant has shown a tendency to high fever with illness, it might be prudent to not risk elevating that fever even further with an immunization," explains Simon.

Link : disini ya


Incorrect reasons to delay immunisation

You do not have to delay getting your child immunised if:

  1. your child has a minor illness, without a fever, such as a cough or snuffly cold
  2. there is a family history of side-effects to a vaccine
  3. your child has already had an illness covered by a combined vaccine (for example, if your child has had mumps, he or she should still have the MMR vaccine)
  4. your child was a premature or low birth-weight baby
  5. your child has asthma, hay fever or eczema
  6. your child is over the immunisation age recommended in the schedule - he or she can have catch-up vaccinations at any later date
  7. your child is due to have, or has recently had, surgery

Linknya : Disini ya

Nah, ini link tambahan dari mba Ria - Milis Sehat, bikin daku tambah yakin sama keputusanku.

Incorrect reasons for delaying or avoiding a vaccine

You do not have to avoid or delay immunisation due to:

  • a minor infection without a fever such as a cough or cold
  • a family history of adverse reactions following immunisations
  • a previous history of diseases such as whooping cough, measles, rubella or mumps infection
  • premature birth
  • stable neurological conditions such as cerebral palsy
  • contact with infectious disease
  • asthma, hay fever, eczema or snuffles
  • treatment with antibiotics or locally acting steroids
  • the child's mother is pregnant
  • the child is being breastfed
  • history of jaundice after birth
  • the child is under a certain weight
  • the child is over the immunisation age recommended in schedule
  • 'replacement' corticosteroids
  • a history of allergy
  • a personal or family history of inflammatory bowel disease (Crohns disease or ulcerative colitis)
  • a personal or family history of autistic spectrum disorders
  • recent or imminent surgery.
Linknya : dari sini ya

Alhamdulillah, Kipinya : cuma Demam 24 jam sajah ( sekitar 38-38.5) and lengan berasa sakit kalo kesenggol. hehehehe

oiya : biasanya sebelum imunisasi dilakukan, saya liat semua botol vaksin,pastiin itu masih valid, tidak rusak and baca-baca bentar brosurnya, trus cek suntikannya, diskusi suntikannya SC or IM and bikin siasat deh....hihihihi 

Pengen pesen aza bahwa Trauma pada anak pada saat imunisasi itu gak cuma pas disuntik, tapi ketika dia mulai masuk ke dalam rumkit or klinik or ruang dokter or ngeliat suster, ngeliat orang berbaju putih, ngeliat bapak atau bu dokter (maaf ya pak/bu) anak-anak itu sudah aware bahwa Ia akan diapa-apain ( meskipun sakit or gak sakit).

Jadi keputusan untuk memberikan simultan ke dika, bukan semata-2 hanya sekedar ngirit biaya dokter ( lagian kami gak ke dokter kok, cuma ke bidan, dan bu bidan gak meminta jasa suntik ), tapi ingin meminimalisir infeksi nosokomial dan juga trauma pada dika.

So, mau pas sakit, mau pas sehat, mau simultan mau gak simultan semua ditangan orang tua. Risk & benefitnya tentu milik anak dan orang tua.

Gitu sajah ya....semoga sharing dan linknya  membantu temen-temen semua.

Photo : Photo dika waktu imunisasi tanggal 31-01-2010