Jumat, 03 September 2010

(tentang Dika ) - BIASA YANG LUARBIASA


Udah lama gag cerita tentang Dika di Mp.... karena hari ini saya buat catatan di FB, so di copas deh... buat temen-temen di MP

Seperti yang ditulis di Efbe,

Rabu yang lalu (01-Sep 2010), ketika saya n Pa Dika sampai di rumah Eyang, Eyang memperlihatkan hasil terapi Dika hari ini. Sebulan ini dalam sesi terapi, selain meronce dan main plastisin ( memilin, meremas, dan menggunting) disisipkan sesi menulis dot to dot dan mewarnai.

Yang bikin saya melonjak kegirangan adalah hari ini Dika sudah bisa menulis angka 2 dan 3 mandiri tanpa bantuan dari terapisnya dan hasil mewarnainya juga sudah hampir rapi. Waaaah hati saya berdegup kencang sekali, merasakan kebahagiaan dan keharuan  yang meletup-letup.




2-3 sudah
 mulai bisa, alhamdullilah




Dot to dot diawal-awal

Kebahagian ini saya share ke beberapa BBG dengan mengirimkan tulisan dan gambar yang dika buat, dan betapa saya sangat berbahagia dengan sambutan yang sahabat-sahabat saya berikan. Mba Luluk menyarankan saya untuk menulis tentang ini agar bisa menginpirasi ortu yang lain, saya sempat ragu sebetulnya, karena ini mungkin hal yang sangat biasa buat teman-teman yang lain tapi ini sungguh luarbiasa buat saya. Setelah diskusi dengan penasehat spiritual saya “mommy oke”, akhirnya keraguaan itu hilang, dan jadilah saya menulis tentang kemajuan Dika.

Flash Back dulu ya,
Ketika Dika berumur 3 tahun saya sudah merasa bahawa ada yang berbeda dari dika, kemampuan bicaranya mengapa tidak bertambah,  bila berbicara hanya itu-itu saja, namun orang tua saya mengatakan bahwa wajar bila anak laki-laki terlambat bicara, nanti juga bisa, dan hal lainnya. Namun kecurigaan saya tidak juga berkurang.

Mewarnai di awal


Mewarnai pertanggal 1 Sep 2010

Akhirnya saya putuskan untuk bertemu dengan dr. Tumbang di RSCM atas rekomendasi dr. Anto, dengan hasil assessment : kosa kata Dika masih seperti anak 3 tahun,  ada kemungkinan speech delay dan untuk membuktikan penyebabnya dika harus Test penderangan (test BERA). Setelah diskusi dengan beberapa temen, akhirnya saya putuskan untuk melakukan test tersebut di Hearing Center-di Cikini pada Februari yang lalu dan hasilnya 70 db, ada kerusakan sedikit pada telinganya, namun hasil ini masih diragukan mengingat hasil test tympano, Bera dan di auditory gak sama. Jadi dr. THT menyarankan untuk observasi selama 6 bulan dan semua test diulangi, dan disarankan stimulus berbicara dengan nada yang tinggi, karena itu juga sabagai terapi pendengaran.

Saya sebenarnya sedikit memungkiri bahwa ada gangguan pendengaran, karena dia bisa menjawab pertanyaan saya ditelpon, menjawab pertanyaan saya dengan membelakangi, menjawab pertanyaan saya ketika saya berada di ruangan yang berbeda.

Saya tidak kembali ke dr. Tumbang,   melainkan langsung ke psikolog untuk mendiskusikan “ada apa dengan Dika”, akhirnya tanggal 24-Feb-2010  saya boyong Dika, eyang, mbah dan papa untuk bertemu dengan om Psikolog.  Analisanya “Dika Pemalas karena banyak di fasilitasi oleh orang-orang di Sekitar”,  hmmm bener juga sih, si Om meminta agar dika lebih banyak beraktifitas fisik  ( ooo ternyata berbicara itu butuh stamina dan pernafasan yang baik ya, hihih baru ngeh saya),  minimalisir fasilitas yang diberikan ke Dika dan juga memeriksakan organ wicaranya atau mengikuti terapi wicara.  Saat itu hanya saya yang bawa segambreng orang untuk bertemu si om, alasannya saya ingin semua orang yang berhubungan dekat dengan dika bisa bersinergi untuk “membantu” Dika.

Setelah hunting kebeberapa tempat, akhir maret lalu, saya memulai assessment dengan Psikolog di tempat Dika Terapi saat ini.  Psikolog tersebut menyampaikan saat ini Dika hanya malas dan kurang Pede untuk berbicara, jadi kita perlu membuat Dika “mau berbicara”.  Metodenya tidak hanya Terapi wicara saja, tapi akan ada aktifitas fisik, bermain Plastisin + meronce untuk meningkatkan motorik halusnya, dan lain-lain,  saya setuju karena ini masih sejalan dengan analisa yang saya dapat dari si Om.

Hari berganti hari, Dika terus menjalani terapi-nya (mama tau sayang, kadang kamu bosan khan... tapi ini demi kemajuanmu sayang), dari seminggu pertama selalu menangis di kelas, seminggu kemudian menangis sambil mengikuti arahan terapisnya, sampai akhirnya bener-bener enjoy di kelasnya. Sementara saya selalu menunggu dengan berdebar-debar.

Alhamdulilah kemajuan sedikit-sedikit mulai nampak,  dika sudah mulai cerewet, mau bertanya, bisa ngobrol dengan teman-temannya, kosa katanya bertambah, bisa menjawab pertanyaan dengan cepat,  mau menulis dan mewarnai, serta banyak  hal lain yang dika miliki saat ini.

September ini akan menginjak bulan kelima Dika mengikuti terapi dan saya akan tetap meneruskannya terapi ini  sampai dika benar-benar mandiri (menurut saya) dan saya gag sabar menunggu letupan-letupan kebahagiaan yang diberikan oleh Dika seperti saat ini.

Masih banyak PR mama untukmu sayang, mohon doakan mama ya sayang, semoga mama selalu sehat, diberikan rizki yang berlimpah agar bisa terus menjaga dan menemanimu selalu, jangan menyerah ya sayang dan teruslah menjadi cahaya buat mama.

Love you Andika Nurluthfi