Kamis, 26 Januari 2012

Dika n Segala Kelebihannya


God always work in a mysterious way

Yaps itu yang selalu terngiang2 ketika aku sedang gundah gulana.
Tuhan pasti memiliki rencana buat kehidupanku.

Ketika sebagian orang dibumi ini memiliki resolusi pada tahun ini, aku gak memiliki resolusi seperti teman2ku. Resolusiku hanya 'Andika'.

Sejak kami merencanakan menikah 10 tahun yll, ga pernah terpikir bahwa kami nanti akan diberikan seorang Anak yang Berbeda.

Itulah berkah yang Allah berikan pada kehidupan kami, Andika.

Ketika ia berusia 3 tahun, alarmku sudah berbunyi bahwa dia berbeda, tapi keluarga selalu meyakinkanku bahwa dika baik-baik saja, dan sayangnya aku gak segera bertindak.

Di usia 5 tahun, aku semakin gerah, semakin khawatir akan keadaan dika, di usia ini Dia belum bisa berkomunikasi dengan jelas, kosa kata terlalu sedikit, padahal Ia juga sudah bersekolah.

Akhirnya, sebuah keputusan di buat, kami mendatangi seorang dsa tumbang di poli RSCM, test denver dilakukan dan DSA menyatakan bahwa kemampuan wicara dika seperti anak 3 tahun, meski perilaku dika gak ada masalah samasekali, jadi kita butuh test setelah itu baru lanjut apa terapi yang dibutuhkan.

Test Pendengaran
Kami lakukan di klinik Kasoem, hasilnya BERA dan OAE 70db, Audiometri 40db.

Dr THT belum menjatuhkan diagnosis apa2 kepada dika karena test BERA dilakukan ketika telinga kotor, test OAE dilakukan ketika dika tidak tertidur dan test Audiometri dilakukan dengan banyak orang disekeliling dika (tidak fokus).

Beliau info, dari assessment dengan dika n ortu, beliau rasa belum perlu ada alat bantu, coba stimulasi terus dan kembali 6 bulan kemudian.

Pertemuan dengan Psikolog

Tempalate dika yang males dan fisik yang gak oke, mungkin berpengaruh pada kemampuan dika berbicara. Kami disuggest agar dika banyak melakukan olahraga yang bikin dika capek dan periksa organ wicara dika ke ahlinya

Pertemuan dengan Psikiater di Klinik Tumbuh Kembang

Hasil assessment, organ wicara dika tidak ada masalah, tidak ada gangguan, seharusnya dika bisa bicara secara normal. Kendalanya, template yang males dan gak pede bikin dia jadi malas berbicara. Bisa dibantu dengan terapi.

Sejak April 2010, dika menjalani terapi selama 4x1jam seminggu dan April 2011, terapi kami rubah menjadi 3x1jam seminggu.

Banyak sekali progressnya, kemampuan komunikasi meningkat, gestur juga udah mulai berubah, pede, semakin fokus. Banyak catatan yang diberikan terapisnya.

Sudah hampir 2 tahun, saya merasa tidak ada kendala dengan komunikasi dika, hanya verbalnya saja yang belum jelas untuk kata-kata tertentu. Tapi saya belum puas, saya masih bingung dengan kondisi dika, bukan soal wicaranya saja tapi juga kognitif dika.

Untuk wicara, saya datangi dr. Tht di RS proklamasi, agak sedikit salah paham dg dika pas kami datang ke dr ini. Iklan saya, dr akan periksa kuping, ternyata dr. u periksa mulut dika. Diagnosis dari belio adalah Tounge Tie, dan langkah selanjutnya adalah operasi, dan diminta untuk mengulangi Test BERA (Saya singkirkan kemungkinan utk urus Tounge Tienya, saya akan konsen ke BERA dika)

Sambil menunggu jadwal BERA, saya datangi drg untuk memperiksa gigi dika yg sudah rusak dan goyang. Kunjungan 1 sukses, kunjungan kedua ketika akan eksekusi si gigi yang goyang dika menolak.

Drg mengatakan bahwa dia kesulitan berkomunikasi secara verbal dengan dika, apa yang dia terangkan ke dika mentok karena dika memiliki daya tangkap yang rendah.

Dueeeeng berasa dipukul palu.
Biasanya saya cukup kuat untuk menerima vonis apapun dari orang lain kepada dia, tapi entah kenapa tidak pada hari itu.

Dan sayapun menjadi Galau dan Blank seketika
Ternyata saya kecolongan lagi, saya jadi berasa Ibu yang paling jahat.
Saya belum membantu dika secara maksimal untuk kognitifnya
Saya masih berharap bahwa dengan apa yang telah saya lakukan (les/terapi/stimulasi) telah cukup membantu dika.

Sempet kehilangan arah sejenak setelah akhirnya diangkat dari kegelapan oleh seorang teman yang sangat mensupportku.

Sekarang yang akan saya lakukan adalah :

*menstimulasi lebih banyak ke Dika tanpa ia sadari kalo ia sedang belajar
*memeriksakan kondisi ia ke seorang psikolog yang menangani anak2 gifted dengan learning disability
*melanjutkan Test pendengaran
*konsul dengan dr. Rehab Medik
*mencari SD yang dapat menerima kondisi Dika

Semoga, saya dapat maksimal memberikan penanganan kepada Dika
Semoga, saya akan selalu kuat dan sehat mendampingi Dika
Semoga, Dika semakin berkembang sesuai yang Ia mau (bukan yang kami mau)

Sehat terus ya Nak, maaf bila mamihmu ini belum maksimal mendampingimu.


~selalu ada warna yang indah diakhir pelangi~

9 komentar:

  1. semoga Tuhan memberikan kesabaran berlimpah kepada bunda dalam mendukung Dika.

    big hug for you mom.
    Rika (mom Beverly)

    BalasHapus
  2. Peluk Shinta... Allah pasti buka jalan buat semuanya,kesabaran dan kasih sayang yg luar biasa dari mami papi Dhika pasti bikin Dhika lebih hebat lagi, smangat ya Shin

    BalasHapus
  3. salut deh mb Shinta atas segala kesabaran dan semangat pantang menyerah demi kemajuan Dhika.

    BalasHapus
  4. Shin...*peluk*semoga pelangi itu segera muncul.kalian adalah tim yang kompak. Tetap semangat yah...

    BalasHapus
  5. mba Shintaa... *peluk*, mudah2an kita selalu diberi kekuatan untuk memberikan yang terbaik buat mereka ya, amin. Semangat!

    BalasHapus
  6. Peluk peluk shinta...Tuhan sayang Shinta, semoga mas dika tambah pinter

    BalasHapus
  7. @Rika + mba Shanti + mba Icho + Arin + Elfi + mba Wulan, makasih banget atas pelukannya (sangat membesarkan hatiku), makasih atas supportnya, mohon doakan kami ya.

    BalasHapus
  8. hai mba shinta....
    mungkin ga bs dibilang sebuah kebetulan karna tidak ada namanya kebetulan dimuka bumi ini :)
    nama anak saya Nandika, dan drmh pun dipanggil dg "dika", dan kasus yang dialamin pun hampir sama dg Dhika, ada gangguan pada wicaranya.
    anak saya Dika umur 2Y 10M, hanya sedikit sekali kata2 yg bs tetapi kemampuan non verbalnya cukup bagus (menurut saya)
    sy skrg berada diposisi yg sama dg mba shinta, bingung, sedih, perasaan campur aduk karena melihat kondisi anak saya.
    yg dpt saya lakukan skrg adalah membawa dia ke ahli tumbuh kembang anak, dan mengikuti teraphy nya. alhasil saya diminta oleh psikolognya untuk melakukan test BERA
    pertama kali sy mendengar anjuran psikolog untuk melakukan test itu, secara mental sy lumayan "ngedrop" karena saya tidak berfikir sampai sejauh itu.
    tp test itu akan sya lakukan karna mungkin anak sy bs dideteksi dini apakah ada permasalahan dg pendengaran nya atau tidak (sy harap semua normal, tp tetep prepare for the worst)
    sy hanya ingin mengetahui perkembangan Dhika anak mba shinta skrg. apakah sudah normalkan wicaranya?
    Tp ada satu hal yg paling sy syukuri dr kasus yg sy alami, ditmp teraphy bnyk sy temui anak2 dg gangguan yg lebih berat dr anak sy. dan mereka mempunya ibu2 yg "kuat" yg selalu mendampingi mereka :)
    Jd kt tetap harus mnsyukuri apapun kondisi anak kita, biarkan mereka tumbuh dg sendirinya tanpa dibedakan dg yang lainnya :)

    BalasHapus
  9. Hai Mba Mega

    Salam kenal buat mba dan adik dika ya....
    maaf baru buka blog saya... jadi baru sempat baca

    Betul yang mba lakukan, ke ahli tumbung kembang, cek Pendengaran di THT, kemudian nanti ahli tumbang akan refer kemana bila ternyata tidak ditemui gangguan pendengaran

    Kalo ternyata emang ada, ya harus terapi dan pakai alat bantu dengat.

    Sharing ya mba :
    Alhamdullilah hasil BERA Dika ke-2 100% persen tidak ditemui gangguan. Dan kami sudah cek ke THT lainnya, Beliau bilang dika Tongue Tie, cuma belum ketahuan derajatnya berapa %, dan saya belum lanjutkan kunjungan ulang ke THT.

    Sekarang dika kelas 1 SD, di Sekolah Alam Tangerang dan terapi wicara di Asisi Center ( asisi ini yang membantu program Inklusi di Sekolah dika), Alhamdulilah progresnya banyak sekali, beberapa hurup yang hilang (dierapi selama 4 bulan) sudah mengalami peningkatan dalam progres wicaranya. Masih kesusahan dalam berbicara cepat, tapi akan pronouns terdengar jelas kalo dia bicara pelan-pelan

    Emang ga instan mba mega progresnya
    Dika usia 5 thn smp Nov 2012 lalu terapi di pusat tumbuh kembang yang paket ( 1 jam ada terapi wicara, okupasi, SI), dan ternyata progresnya lambaat banget. Dan Desember lalu saya ditemukan oleh pihak sekolah dengan tempat terapi yang sekarang, dan memang one to one terapi lebih ngefek ke progres dika.

    Emang lama progresnya mba, ga instan begitu abis terapi trus bisa bicara, tapi yang terpenting saya selalu optimis suatu hari nanti dika akan berbicara dengan kalimat dan huruf yang lengkap.

    Semangat ya mbak...
    Nandika baru 2 tahun khan, banyak-banyak kasih stimulasi
    semoga hasilnya baik yaa
    salam sayang tuk nandika













    BalasHapus