Hari Selasa yang lalu seharusnya saya kembali ke Jakarta dengan GA 163 jam 09.15, namun bos saya meminta saya kembali pagi karena ada hal-hal yang harus kami diskusikan dan persiapkan dalam menghadapi negosiasi tanggal 14-04-2011 yang akan datang.
Akhirnya setelah timbang sana dan timbang sini, serta bos saya mengizinkan saya pulang setelah semua berjalan di kantor, saya ganti penerbangan saya menjadi GA 161 jam 06.30 pagi tanggal 12042011.
Malam itu, saya masih menerima tamu di teras hotel saya sampai hampir jam 11 malam, karena saya baru kembali ke hotel jam 9 malam setelah menyelusuri kota Padang di malam hari (wiskul + beli kaos CH buat dika).
Tepat jam 5 pagi saya berangkat dari hotel Padang..... hmmm dingin sekali pagi ini..... jam 5.30 saya telah check in di Minangkabau International Airport dan langsung masuk ke ruang tunggu.
Jam 6.10 kami dipersilahkan untuk naik ke pesawat, saya gak sempet ngecek type pesawat yang saya naiki tapi sepertinya bukan B 737-800.
Duduk di first row memang selalu menjadi pilihan buat saya, karena saya ingin segera keluar dari pesawat begitu tiba di airport tujuan dan lebih kepada kepuasan pribadi saja sih :).
Sambil menunggu penumpang berdatangan, saya terkantuk-kantuk membaca koran. semua penumpang sudah ditempat. Saya sudah mengambil permen yang ditawarkan, demo keselamatan di udara juga sudah dilakukan.
Tiba-tiba saya berasa gerah, tangan saya arahkan ke AC, hmmm gak ada udara yang keluar, dan sebelah saya juga mengatakan yang sama. Mata Saya mengikuti pramugari yang berjalan ke arah kokpit pesawat dan melihat mereka berbincang, dan terdengar, " AC-nya dimatikan dulu", bla, bla, bla ( gak terdengar lagi, karena penumpang dibelakang saya udah mulai kasak kusuk.
Tiba - tiba tercium bau gak enak, hmm seperti bau terbakar, gak lama kemudian, seorang penumpang dari arah belakang berteriak....... " kebakaran, pesawat ini kebakar, sontak kami semua segera melepaskan seat beat yang telah terpasang dan semua penumpang berhamburan keluar termasuk saya tanpa membawa koper saya keluar ( gak kepikiran untuk tarik karena situasi yang cukup heboh).
Saya dan beberapa penumpang berada di apron, sementara beberapa penumpang sudah berada di ruang tunggu kembali. Seorang penumpang mengajak saya untuk mengambil bagasi yang tersimpan di cabin pesawat. setelah izin ke petugas dan diperbolehkan untuk mengambil koper kami. Saya masuk dan menemukan tidak ada kebakaran dalam pesawat, awak pesawat menginformasikan bahwa ada sedikit masalah pada AC dan pembuangan asap yang seharusnya keluar ternyata tidak berfungsi sehingga asap masuk ke kabin.
Saya kembali ke ruang tunggu, telpon-2an dengan papi, bos dan beberapa teman, akhirnya saya putuskan untuk ikut pesawat kedua saja yang sudah fix keberangkatan daripada menunggu pesawat ini diperbaiki.
Ternyata...... bukan hanya saya yang berpikiran seperti itu, setengah penumpang berada di tempat yang sama, mengantri kepindahan pesawat ke GA 163. Suasana begitu rusuh, banyak penumpang yang mengeluh dan marah-marah.
Apa yang saya lakukan, menunggu giliran sambil senyum-senyum menyaksikan pemandangan di counter check in. Penumpang marah karena petugas tidak sigap melayani kami, keluar masuk ke ruangan dan tidak menambah konter lain untuk membantu perpindahan kami.
Saya mengerti bahwa si petugas harus bolak balik karena harus memastikan bahwa sistem di check in connect dengan bagasi yang sudah berada di pesawat GA 161, namun yang disayangkan harusnya Ia dibantu petugas lain untuk kroscek bagasi sementara Ia bisa fokus untuk membatalkan check in GA 161 dan mencheck in-kan ulang ke GA 163.
Suasana tambah riuh ketika pengumuman GA 163 akan segera take off, semua penumpang teriak, termasuk saya yang mengkomplen penumpang lain yang menyerobot antrian kami lewat samping.
Akhirnya 16 penumpang termasuk saya tidak mendapatkan seat di Ga 163, beberapa ngomel-ngomel karena gak terima dan minta dipindahkan ke flight lain yang jam penerbangannya gak jauh dari jam 9, penumpang agak tenang setelah manager GA datang dan menenangkan kami. Ada Lion Air jam 10 dan 12.45 dan keduanya penuh, atau Batavia jam 1 siang, semua dicadangkan dulu.
Saya kordinasi dengan bos saya, saya bilang saya akan ambil Garuda jam 14.10 WIB karena saya lebih nyaman berangkat dengan Garuda dan saat itu keberangkatan dengan Flight lain masih tentatif. Bos setuju dan saya melaporkan perpindahan saya ke GA 165 jam 14.10.
dan tanpa saya sangka-sangka, Garuda memberikan saya dan kompensasi berupa Voucher Executive Lounge "Anugerah" dan uang tunai Rp. 315.000, sehingga saya bisa leyeh-leyeh di lounge dan sedikit terbebas dari pekerjaan kantor pagi hari dan mendapatkan teman ngobrol yang asyik di pesawat.
Ternyata ketika saya tetap bersyukur saat saya mengalami kejadian hari itu, Allah memberikan balasan yang sungguh manis kepada saya.
**** anda dapat bersyukur tatkala tertimpa masalah, karena justru disitulah tersimpan potensi rezeki, kesempatan 'naik kelas" dan hikmah berharga**** dari buku 7R-.
makasih sudah memberi senyum di senin pagi ini mba...
BalasHapus